JAMBI,- Qhasdiba Refiza atau yang biasa disapa Diba, seorang mahasiswi Prodi Agribisnis Universitas Jambi (UNJA) angkatan 2019. Belum banyak yang tahu bahwa Diba merupakan salah satu mahasiswa berprestasi di tingkat Internasional. Ia sudah mengikuti berbagai kegiatan internasional yang diadakan oleh PBB (UN Foundation) dan UNICEF Indonesia.

Baru-baru ini ia menjadi Delegasi Indonesia dalam Transforming Education Summit 2023 Asia and Pasific dan juga sebagai International Youth Network United Nations (PBB).

Selain itu, sejak 2021 Diba juga pernah menjadi dan mengikuti President of Girl Up Siginjai, UN Foundation Our Future Agenda, Best delegation UNA Indonesia Forum, Unlimited ASEAN Forum, dan Kindness Leaders UNICEF Indonesia 2023.

Bersaing dengan ratusan pemuda-pemudi dari seluruh dunia, Diba berhasil mengkoleksi berbagai sertifikat penghargaan dan mendapatkan “Limited Invitation for UN Forum” secara gratis dan tanpa seleksi.

“Motivasi awal karena semenjak di bangku sekolah saya aktif mengikuti kegiatan sosial dan suatu ketika saya berpikir, ‘mau sampai kapan keadaan seperti ini terus? mengapa hanya pemangku kepentingan di atas sana saja yang hanya bisa membuat kebijakan?’. Saya dan teman-teman pemuda yang mengetahui keadaan di lapangan secara langsung, dan sebagai pemuda saya memiliki ide-ide terbaru dan harusnya saya beserta pemuda lain bisa menyampaikan hingga take action untuk mengatasi kondisi ini,” ujarnya.

“Pada tahun 2021 ketika pandemic, saya memikirkan kondisi perekonomian hingga kesehatan mental masyarakat bawah dan anak-anak. Sampailah saya menemukan seleksi untuk mengikuti Kindness Leaders Conference yang diadakan oleh UNICEF Indonesia dan dari konferensi tersebut saya mendapatkan banyak sekali kesempatan untuk menyampaikan aspirasi sebagai perwakilan pemuda dari Jambi bahkan Indonesia,” lanjut Diba.

Diba menjelaskan bahwa persiapan yang dilakukan sebelum mengikuti event internasional tersebut hanya dengan melakukan riset berbasis data dan fakta di lapangan tempat ia tinggal, terkhusus di Jambi, dan beberapa daerah di Indonesia yang saat ini ia kunjungi.

Lalu ia menganalisis permasalahan menggunakan metode STAR (Situation, Task, Action, Result) yang kemudian diimplementasikan pada komunitas, Girl Up Siginjai, yang secara tidak langsung merupakan bagian inisiatif dari UN Foundation.

“Harapannya, semoga saya dan pemuda dapat terus memiliki hak dalam bersuara dan take action untuk dapat membantu masyarakat dan bersama-sama memastikan seluruh pihak tanpa ada yang tertinggal bersama-sama mencapai tujuan dari United Nations yaitu kesetaraan dalam pembangunan berkelanjutan,” pungkas Diba.

Dimas Anugrah Adiyadmo / HUMAS


Post Views: 688