Tag: Ada

Dosen FISIP UMJ Tegaskan Perlu Ada Kolaborasi di RAN PE Jilid 2


27

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ) Debbie Affianty, M.Si., tegaskan perlu adanya kolaborasi dalam merumuskan RAN PE (Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme berbasis Kekerasan yang mengarah pada Terorisme) Jilid 2.

Baca juga : Keterlibatan Perempuan Sebagai Agen Perdamaian di ASEAN

Hal itu disampaikannya pada saat menanggapi hasil riset tim IRE (Institute for Research and Empowerment) yang digelar secara hybrid, Selasa (05/12/2023). Dosen Program Studi Ilmu Politik ini hadir mewakili Tim Pokja Tematis RAN PE. Debbie mengapresiasi hasil riset tim IRE sebagai peneliti yang dipercaya oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID).

Debbie menyatakan bahwa sebelum pemerintah, CSO (Civil Society Organization) telah bergerak lebih dulu. “Teman-teman CSO di daerah maupun nasional ada yang bekerja di bagian pencegahan, rehabilitasi, reintegrasi sosial, ada juga yang mengurus korban. Jadi pada 2017 semua yang bergerak itu berupaya untuk dikumpulkan dan bergabung dalam working group (WGWC),” ungkap Debbie.

WGWC (Working Group on Women Preventing Countering Violent Extremis) kemudian bergabung di Tim POKJA Tematis RAN PE dan menjadi lokomotif dalam mengumpulkan CSO secara nasional untuk mendesain POKJA. WGWC dibagi menjadi 7 divisi yaitu pengarusutamaan gender, kesiapsiagaan, pencegahan, hukum, komunikasi strategis, rehabilitasi, dan kepemudaan.

“Dari paparan temuan penelitian INFID, kami dapat amunisi bahwa RAN PE harus ada jilid 2. Penting sekali karena perlu kerangka hukum untuk mengikat Pemerintah Daerah supaya sama-sama bersama CSO untuk penanggulangan dan pencegahan terorisme,” tegas Debbie.

Selain itu dalam RAN PE Jilid 1, PUG (pengarusutamaan gender) disebutkan dalam lampiran bukan di batang tubuh. Oleh karenanya pada RAN PE Jilid 2, PUG ditegaskan Debbie harus ada di batang tubuh. Saat ini ada Rencana Aksi Daerah (RAD PE) yang sudah dibuat dan mayoritas atas inisiasi CSO.

Alasan selanjutnya ialah, RAN PE harusnya bisa menjadi wadah pemberdayaan perempuan. Hal ini disampaikannya karena banyak isu perempuan dengan terorisme misalnya yang berkaitan dengan korban, aktivis pro perdamaian, dan pembuat kebijakan.

“Ini yang harusnya dilihat dalam RAN PE, tidak hanya mengurus aktornya. Maka RAN PE harus diramu bersama-sama. Kita melihat selama ini perspektif gender itu hanya lip service. Perempuan hanya sebagai peserta, bukan yang membuat kebijakan,” ujarnya.

Debbie mengungkapkan pentingnya keterlibatan perempuan dalam pengambilan kebijakan karena keberadaan perempuan tidak bisa hanya dilihat secara fisik tapi juga perlu melihat pengalaman, perspektif, dan segala hal yang berkaitan. Oleh karenanya ia sangat berharap RAN PE Jilid 2 dapat diramu bersama CSO.

Diskusi dan Diseminasi Hasil Penelitian “Kenapa RAN PE Perlu Dilanjutkan?” dihadiri oleh Direktur INFID Misthohizzaman, Plh. Kepala BNPT Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Irjen. Pol. Ibnu Suhendra, dan Direktur IRE Dina Mariana. Hadir pula dua penanggap lainnya yaitu Kasubdit Kerjasama Regional BNPT Yaenurendra H.A.P., Kasi Dit. Kewaspadaan Nasional Kemendagri Ardi Dj.

Editor : Dian Fauzalia

Ada Apa dengan Sindrom Nasi Goreng?

Skip to content

Ada Apa dengan Sindrom Nasi Goreng?

Page load link

Go to Top

Dr. Aswandi Raih Guru Besar; “Konsisten Terhadap yang Kita Lakukan, Akan Ada Akumulasi yang Kita Peroleh”

JAMBI,- Dr. Ir. Aswandi, M.Si., dosen Fakultas Pertanian (FAPERTA) Universitas Jambi (UNJA) ditetapkan sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu Pengelolaan DAS dan Hidrologi, dengan angka kredit sebesar 881.  Hal itu didasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia NOMOR 52725/M/07/2023 tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen terhitung tanggal 1 Agustus 2023. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 September 2023 oleh Mendikbudristek RI, Nadiem Anwar Makarim.

Lahir di Lintau, Sumatera Barat, tanggal 27 Desember 1962, Dr. Aswandi menempuh pendidikan dasar di tanah kelahirannya tersebut. Pada tahun 1983-1988, ia menempuh pendidikan S1 di Universitas Andalas Fakultas Pertanian Jurusan Tanah. Kemudian melanjutkan S2 di Institut Pertanian Bogor dengan program studi Pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) dan lulus pada tahun 1996.

Karena alasan memprioritaskan keluarga, ia lebih fokus dulu untuk penelitian dan menjalin kerja sama dengan instansi daerah dan pusat serta swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri. Lalu baru ia memutuskan melanjutkan S3 di Universitas Sriwijaya dengan bidang Ilmu Lingkungan (Pengelolaan Air Lahan Basah) dan lulus pada tahun 2015.

Dr. Ir. Aswandi merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara. Ayahnya berprofesi sebagai petani sekaligus guru ngaji dan ibunya seorang penjual kopi. Sejak di bangku kuliah, dirinya aktif mengikuti berbagai kegiatan yang berguna untuk mengasah softskill, dan terlibat di kepengurusan HMI dan lembaga sosial masyarakat atau NGO (Non Governmental Organization). Kegiatan ini katanya sangat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan manajemen waktu.

Setelah menjadi aktivis lingkungan selama 1.5 tahun dan akhirnya ia diterima menjadi staf pengajar (PNS) di Prodi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi (UNJA).  Pada tanggal 9 September 1990, menikah dengan seorang perempuan bernama Dra. Erni di Bukittinggi dan dikaruniai 3 orang putra; anak pertama, Dr. Muhammad Rais Abdillah, S.Si., M.Sc. (dosen ITB); anak kedua, Muhammad Rafi Aslam, S. Akuntansi (baru selesai kuliah); dan yang ketiga, Muhammad Raji Albirri sedang berkuliah di Bandung.

Di samping mengajar dan penelitian, ia juga aktif di jasa konsultan lingkungan. Semua pekerjaan mengajar, meneliti dan kegiatan konsultan yang ia geluti sinergis dengan disiplin ilmu pengelolaan DAS dan hidrologi. Ketika melanjutkan studi Magister di IPB, di sana dirinya banyak menimba ilmu dan pengalaman terutama persoalan sungai dan banjir di Puslibang Air-Dago Bandung. Salah satu penelitian kerja sama (thesis), saat itu adalah pemodelan banjir dan sedimentasi DAS Cikapundung, untuk mitigasi sedimentasi di Waduk Saguling, Cirata, dan Jati Luhur.

Ketika bencana kebakaran lahan gambut tahun 2015 di Indonesia, menuntut keterlibatan banyak para ahli, ia mengatakan “saat ini saya harus terlibat membantu BRG (Badan Restorasi Gambut) KLHK, mencarikan solusi khusus untuk proses pembasahan (rewetting) dan akhirnya dia terlibat aktif riset aksi dan seminar selama 4 tahun”.

Selanjutnya, berkat pekerjaan riset yg panjang dengan beberapa konsultan asing (WI, WUR, NUS, NTU dan Simizu Co) dan BRG dan terakhir juga riset disertasi yang dikerjakannya, sehingga artikelnya terpilih menjadi best paper awards di Jepang dengan judul ‘A Simulation Model for Coupled Groundwater and Open-Channel Flow: Case Study On Reclaimed Tidal Peatswamp in Berbak Delta, Jambi, Indonesia’ yang difasilitasi oleh Dikti Kemendikbud RI untuk presentasi di MIE University-Jepang.

Ia mengaku salah satu kunci untuk mencapai guru besar ini adalah konsistensi.

“Kita harus konsisten terhadap apa yang kita lakukan dan terecord. Artinya lakukan saja terus menerus, ujungnya akan ada akumulasi dan akumulasi itulah yang saya peroleh hari ini,” ucapnya.

Dr. Aswandi berpesan khususnya kepada generasi muda untuk terus berusaha dan jangan lupa berdoa minta kepada Allah agar fokus dan sabar untuk merubah nasib diri dan keluarga.

“Kita harus punya mimpi masa depan yang tinggi, itu harus dicetakkan ke otak kita. Teruslah berjalan dan bekerja keraslah dan jangan lupa meminta kepada Allah supaya dimudahkan, karena kalau Allah sudah berkehendak pasti jadi, tidak ada yang tidak mungkin,” pesannya.

Dimas Anugrah Adiyadmo / Yulia / HUMAS
Foto: Fara


Post Views: 1,423


Lebih Dekat Dengan Jurusan SESA UNJA. Ada 4 Prodi, Apa Saja?

MENDALO,- Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi (SESA), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi menggelar Sosialisasi Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi Pencapaian di Aula Jurusan SESA, Rabu (17/5/23). Ketua Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi, Dr. Drs. Ade Kusmana, M.Hum., menyampaikan bahwa Sosialisasi Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi Pencapaian bagi perguruan tinggi sangatlah penting dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Sosialisasi ini dilakukan agar stakeholder atau pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal yang memiliki keterkaitan dengan jurusan dan perguruan tinggi dapat memahami sekaligus dapat membantu merealisasikan Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi dari institusi atau jurusan yang dikembangkan.

Selanjutnya, ia menegaskan agar Visi Misi Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi (SESA) yang terdiri dari empat prodi yakni Sastra Indonesia, Ilmu Sejarah, Sendratasik, dan Arkeologi harus dipahami dan dikembangkan untuk kemudian diterapkan bersama. Untuk mencapai hal tersebut tentunya dibutuhkan sosialisasi kepada stakeholder agar ada kesatuan pandangan bagi pemangku kepentingan untuk mewujudkan cita-cita. Semenjak berdirinya Jurusan SESA FKIP Unja kegiatan sosialisasi ini dikatakan sudah dilaksanakan sebanyak tiga kali dengan tujuan agar mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, dan pihak lain yang memiliki keterkaitan dengan Jurusan SESA FKIP Unja ini mampu berkontribusi sehingga dapat mencapai pengembangan seperti yang dicita-citakan.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FKIP Unja, Dr. Supian, S.Ag., M.Ag., menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi ini sangat penting untuk dilakukan karena visi dari program studi merupakan visi keilmuan. Tujuan dari sosialisasi ini yaitu untuk memperkenalkan visi keilmuan jurusan kepada stakeholder termasuk dosen dan mahasiswa serta mitra kerjasama yang dilakukan oleh program studi sehingga visi misi tersebut dapat dikenal lebih mendalam. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dari seluruh stakeholder sehingga yang menjadi cita-cita bersama dapat diimplementasikan untuk menjadi jurusan yang unggul, terpercaya, dan berjiwa entrepreneur di bidang humaniora pada skala internasional.

Berikut Visi, Misi Tujuan, danStrategi Pencapaian Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi (SESA).

Visi:

Menjadi jurusan yang unggul, terpercaya, dan berjiwa entrepreneur di bidang humaniorapada skala internasional

Misi:

  1. Menyelenggarakan pendidikan di bidang seni pertunjukan, kesusastraan,kesejarahan, dan arkeologi, untuk menghasilkan lulusan yang kreatif, kompetitif, danentrepreneurship yang profesional.
  2. Menghasilkan penelitian di bidang seni pertunjukan, kesusastraan, kesejarahan,arkeologi, dan humaniora lainnya, guna menghasilkan karya ilmiah yang unggulpada tingkat nasional dan internasional.
  3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dan memanfaatkan hasil penelitianuntuk menyelesaikan masalah kehidupan masyarakat.
  4. Menjalin kerjasama dengan lembaga terkait dalam rangka meningkatkan mutupendidikan dan,memajukan kebudayaan

Tujuan dan Strategi Pencapaian:

  1. Menguatkan kualitas pendidikan di bidang seni pertunjukan, kesusastraan, kesejarahan, dan arkeologi, untuk menghasilkan lulusan yang kreatif, kompetitif, dan entrepreneurship yang profesional.
  2. Pengembangan penelitian di bidang seni pertunjukan, kesusastraan, kesejarahan, arkeologi, dan humaniora lainnya yang unggul pada tingkat nasional dan internasional.
  3. Pengembangan pengabdian kepada masyarakat di bidang seni pertunjukan, kesusastraan, kesejarahan, arkeologi dan humaniora lainnya yang bersifat solutif dan inovatif.
  4. Peningkatan kerjasama dengan lembaga terkait dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan danmemajukan kebudayaan.

(IRWAN/HUMAS)


Post Views: 130