Tag: Inovasi

HILIRISASI PRODUK INOVASI UNJA ( STARBO AFE) SUKSES MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI PUPUK ORGANIK DI DESA IBRU

MENDALO,- Desa adalah salah satu komponen penting bagi tegaknya kesejahteraan di Indonesia. Berbagai sumber daya alam berasal dari desa. Selain itu, banyak potensi besar yang tersimpan di desa. Setiap desa, memiliki potensi yang berbeda dan setiap desa pasti memiliki potensi jika digali lebih detail. Secara global terjadi perubahan pola pikir mengenai desa.

Desa,tak lagi dipandang sebagai suatu ciri terbelakang dan prasejahtera, melainkan menjadi suatu bagian penting dalam globalisasi. Oleh sebab itu, pemerintah kemudian mengeluarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Diwangga, 2018). Undang-undang tersebut memberikan semacam trigger untuk masyarakat agar lebih termotivasi untuk membangun desa. Jika masing-masing desa di Indonesia memiliki motivasi dan kreativitas untuk membangun desa, maka pembangunan di Indonesia secara perlahan akan semakin lebih baik.

UU No.6 Tahun 2014 pemerintah memberikan penegasan kembali untuk mengoptimalkan pelaksanaan undang-undang tersebut. UU tersebut harus menjadi panduan utama dalam proses pelaksanaan kegiatan di desa, baik yang pemerintahan atau pun non pemerintahan. Harapannya, implementasi undang-undang itu dapat memajukan pembangunan desa. Pembangunan desa dan kawasan pedesaan merupakan faktor penting bagi pembangunan daerah, pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan antar wilayah (Soleh, 2017). Secara umum, pemerintah telah menerbitkan “tool” yang dapat digunakan sebagai acuan pengembangan desa. Meski pola pengembangan desa telah memiliki teknik yang jelas (Tabel1), namun tugas utama desa adalah menemukan potensi yang kemudian bisa dikembangkan.

Salah satu  program  yang dikembangkan di Unja guna mengoptimalkan potensi desa sekaligus sebagai wadah pelaksanaan tridharma Perguruan Tinggi adalah Program Desa Laboratorium Terpadu (DLT). DLT merupakan program unggulan Universitas Jambi yang dikembangkan sejak tahun 2021 dan menjadi bagian tak terpisahkan dari 3 komponen Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program DLT adalh melakukan hilirisasi teknologi untuk kemaslahatan desa. Produk Satrbo AFE, Hilirisasi Starbo AFE ini didasarkan pada kebutuhan industri Pupuk kompos yang membutuhkan Starbo AFE untuk proses pengomposan. Pengomposan menggunakan Starbo AFE memilikki efek yang relatif baik dari segi waktu pengomposan dan juga kualitas kompos. Hilirisasi perlu dilakukan, memhingat bahwa kemampuan produksi strabo AFE dari UNJA relatif tidak stabil karena memang aktivitas akademik lainnya. Hilirisasi ini selain akan membantu industri, juga akan memiliki dampak positif pada Universitas Jambi. Kegiatan MBKM dari DLT Ibru berjumlah 6 orang yang terdiri dari 2 mahasiswa peternakan, 2 mahasiswa prodi Agroekoteknologi, 2 mahasiswa Prodi Manajemen.

Hasil dari hilirisasi ini adalah berupa industri pupuk di Ibru semakin berkembang dengan produksi hingga 300 ton per bulan. Produksi pupuk ini tentu akan semakin memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Selain peningkatan produksi pupu, kegiatan ini juga menghasilkan kesepakat kerjasama antara industri dan Universitas Jambi. Akhirnya, kegiatan hilirisasi inovasi produk unja ini tak hanya bermanfaat.

HUMAS/ISTIMEWA


Post Views: 76

Apa itu Inovasi Teknologi Nyamuk Wolbachia?

Nyamuk Wolbachia

Esaunggul.ac.id, Dalam beberapa hari terakhir ini marak informasi tentang pro kontra penggunaan inovasi teknologi nyamuk Wolbachia di Indonesia. Sebetulnya apa dan mengapa pengembangan teknologi nyamuk Wolbachia ini?
Berikut ini hasil perbincangan dengan Prof. Maksum Radji, pakar Mikrobiologi dan Bioteknologi dari Prodi Farmasi FIKES Universitas Esa Unggul, Jakarta.

Mengawali perbincangan ini Prof Maksum menyampaikan bahwa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan yang serius di dunia termasuk di Indonesia. Pada tahun 2023, hingga awal November, telah dilaporkan lebih dari 4,5 juta kasus DBD dan lebih dari 4.000 kematian akibat demam berdarah di 80 negara di dunia.
Sedangkan di Indonesia menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tercapat sebanyak 68.996 kasus DBD hingga Oktober 2023, dengan jumlah kematian sebanyak 498 jiwa.

Lantas apa yang dimaksud dengan teknologi nyamuk Wolbachia?

Prof. Maksum menjelaskan bahwa Wolbachia adalah bakteri yang sangat umum dan terdapat secara alami pada 50 persen spesies serangga, termasuk beberapa nyamuk, lalat buah, ngengat, capung, dan kupu-kupu. Wolbachia aman bagi manusia dan lingkungan. Analisis risiko menunjukkan bahwa pelepasan nyamuk ber-Wolbachia menimbulkan risiko yang dapat diabaikan terhadap manusia dan lingkungan.

Wolbachia hidup di dalam sel serangga dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui telur serangga. Nyamuk Aedes aegypti biasanya tidak membawa Wolbachia, namun banyak nyamuk lainnya yang membawa Wolbachia.

“Metode penanggulangan Demam Berdarah Dengue melalui program Wolbachia ini diinisiasi oleh organisasi World Mosquito Program (WMP) yang telah digunakan di 14 negara sejak tahun 2011, termasuk di Indonesia”, tuturnya.

Bagaimana nyamuk Wolbachia bisa mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus Dengue?

Prof. Maksum menjelaskan bahwa bakteri ketika nyamuk Aedes aegypti membawa Wolbachia, bakteri tersebut bersaing dengan virus seperti virus demam berdarah Dengue, virus Zika, virus Chikungunya, dan virus demam kuning. Hal ini mempersulit virus untuk berkembang biak di dalam tubuh nyamuk. Sehingga kecil kemungkinan nyamuk menyebarkan virus dari orang ke orang.

“Artinya, ketika nyamuk Aedes aegypti membawa bakteri Wolbachia alami, penularan virus seperti demam berdarah, Zika, chikungunya, dan demam kuning akan berkurang. Wolbachia yang ada di dalam tubuh nyamuk dapat menghambat replikasi virus Dengue atau virus lainnya. Pada nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama dari virus Dengue menyebabkan nyamuk Aedes aegypti yang membawa bakteri Wolbachia ini tidak dapat menularkan virus Dengue antar manusia melalui gigitannya”, jelasmya.

Tujuan utama proyek ini adalah untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD), demam kuning, dan chikungunya, karena keberadaan bakteri Wolbachia dalam nyamuk mampu menghambat replikasi virus Dengue virus Zika dan virus Chikungunya.

“Teknologi nyamuk Wolbachia dilakukan dengan cara meletakkan telur nyamuk yang membawa bakteri Wolbachia di lingkungan tempat tinggal masyarakat, dimana banyak berkembang populasi nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor utama penularan penyakit DBD. Telur nyamuk yang terdapat bakteri Wolbachia akan menetas menjadi nyamuk dewasa dan berkembang biak”, paparnya.

Prof. Maksum menambahkan bahwa jika nyamuk Aedes aegypti jantan yang memiliki bakteri Wolbachia kawin dengan Aedes aegypti betina lokal tanpa Wolbachia maka virus pada nyamuk betina akan terhambat replikasinya atau mati.
Disamping itu jika yang memiliki Wolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan liar yang tidak memiliki bakteria Wolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung Wolbachia. Sehingga dalam beberapa siklus tertentu diharapkan tidak ada lagi berkembang virus Dengue dalam nyamuk Aedes aegypti karena adanya bakteri Wolbachia. Fenomena ini sangat menguntungkan mengingat bahwa hanya nyamuk betina saja yang menggigit dan menghisap darah manusia, sedangkan nyamuk yang jantan tidak.

“Dengan demikian pengembangan nyamuk yang membawa bakteri Wolbachia ini bukanlah merupakan hasil rekayasi genetika dan bukan juga merupakan nyamuk transgenik, karena materi genetik nyamuk tidak diubah”, jelasnya.

Efektifitas Teknologi Nyamuk Wolbachia

Menutur Prof. Maksum pemanfaatan teknologi Wolbachia telah dilaksanakan di beberapa negara antara lain di Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Mexico, Kiribati, New Caledonia, Singapura, dan Sri Lanka, dimana hasilnya terbukti efektif untuk pencegahan DBD.

Lebih lanjut Prof. Maksum menjelaskan bahwa di Indonesia program nyamuk pembawa bakteri Wolbachia ini pertama kali diteliti dan dikembangkan di Yogyakarta, bekerjasama dengan para peneliti dari UGM. Hasilnya, metode Wolbachia ini terbukti berhasil menurunkan 77% kasus DBD dan menurunkan risiko rawat inap di rumah sakit sebesar 86%.

Kemenkes juga telah mengevaluasi hasil penyebaran nyamuk di Yogyakarta dan menyatakan bahwa cukup bukti untuk memperluas manfaat teknologi nyamuk Aedes aegypti yang membawa bakteri Wolbachi guna melindungi jutaan orang di Indonesia dari DBD.

Menurut Kemenkes teknologi nyamuk pembawa Wolbachia melengkapi strategi pengendalian dan sudah masuk ke Stranas (Strategi Nasional). Melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/1341/2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue dengan Metode Wolbachia diimplementasikan di 5 kota lainnya yaitu Kota Semarang, Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang dan Kota Bontang.
Sebelumnya uji coba penyebaran nyamuk ber-Wolbachia telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022. Hasilnya, di lokasi yang telah disebar nyamuk ber-Wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen, dan menurunkan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86%.

Prof. Maksum menambahkan bahwa hasil uji coba efektifitas penyebaran nyamuk yang terinfeksi Wolbachia untuk pengendalian demam berdarah telah dipublikasikan pada jurnal internasional yaitu The New England Journal of Medicine. Dengan melansir laman https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/nejmoa2030243#article disebutkan bahwa introgresi bakteri Wolbachia ke dalam populasi nyamuk Aedes aegypti efektif dalam mengurangi kejadian gejala demam berdarah dan mengakibatkan lebih sedikit rawat inap karena demam berdarah di antara para penderita.
“Namun demikian, penggunaan nyamuk dengan Wolbachia ini, bukan berarti menggantikan seluruh upaya pencegahan DBD yang ada. Langkah-langkah sebelumnya masih tetap perlu dijalankan, seperti 3M (menguras, menutup, dan mengubur), fogging sesuai indikasi, dan Gerakan Satu Rumah Satu Juru Jumantik”, tuturnya.

Bagaimana dengan Pendapat masih adanya Keraguan dalam Penerapan Teknologi Nyamuk yang membawa Bakteri Wolbachia ini?

Prof. Maksum mengungkapkan bahwa secara ilmiah keberhasilan metode ini sudah jelas. Namun kontroversi yang muncul adalah karena kesimpang siuran informasi yang beredar di medsos, sehingga menimbulkan kehawatiran di masyarakat.
Khusus tentang kasus penundaan upaya penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Denpasar, Bali telah dijelaskan oleh Kemenkes. Penundaan program di Denpasar, adalah dikarenakan adanya pihak-pihak yang belum mendapatkan informasi secara jelas terkait manfaat inovasi Wolbachia. Kemenkes menyebutkan bahwa memang ada sekelompok orang yang mengatasnamakan masyarakat yang cinta Bali bersikeras menunda sebelum semua pihak mendapatkan informasi dan kesiapan yang memadai. Kemenkes menyebutkan penolakan bukan kepada persoalan teknologinya yang telah terbukti efektif dan aman.

Adapun tentang kontroversi lainnya, antara lain yang menyebutkan bahwa teknologi nyamuk pembawa Wolbachia adalah hasil rekayasa genetika, atau mengandung gen LGBT, atau program depopulasi atau upaya untuk mengurangi populasi penduduk di negara tertentu, atau program untuk melacak seseorang dengan menanamkan microchip pada orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti pembawa bakteri Wolbachia, ataupun penyebaran nyamuk Aedes aegypti yang membawa bakteri Wolbachia dari udara melalui pesawat terbang, dan info disinformasi lainnya, merupakan info yang tidak tepat, mengingat bahwa program nyamuk pembawa bakteri Wolbachia ini bukan berdasarkan suatu teknologi yang berbasiskan rekayasa genetika, atau teknologi trangenik. Karena tujuan utama dari proyek ini adalah untuk menurunkan penyebaran nyamuk Aedes aegypti pembawa virus Dengue. Sedangkan nyamuknya pun tetap alami, karena materi genetik nyamuk tidak diubah

“Namun demikian, bila penolakan tersebut dimaksudkan dalam rangka kehati-hatian dan guna antisipasi dampak jangka panjang yang ditimbulkannya dapat kita pertimbangkan dengan baik, sebab program ini melibatkan peran serta masyarakat”, pungkasnya mengahiri perbincangan ini.

Penerapan teknologi Wolbachia telah menjadi bagian dari strategi nasional pengendalian DBD di Indonesia. Meskipun teknologi ini terbukti efektif, masyarakat tetap diminta untuk tetap melakukan gerakan 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

https://fikes.esaunggul.ac.id/

Inovasi Tim PRO-IDe AEC UNJA Olah Serbuk Kayu Jadi Pupuk Organik

JAMBI,- Tim PRO-IDe AEC (Agriculture English Club) Universitas Jambi (UNJA) sukses menggelar ‘Sosialisasi dan Pelatihan Pupuk Serbuk Kayu sebagai Pupuk Dasar di Desa Setiris Kec. Maro Sebo, Kab. Muaro Jambi’. Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat terkhusus Kelompok Tani Tanjung Harapan pada 18 Oktober 2023 lalu.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua dan anggota Kelompok Tani Tanjung Harapan, ibu-ibu rumah tangga, dan anak-anak yang turut membersamai. Mereka mendapatkan pemahaman tentang pupuk organik serbuk kayu, tata cara pembuatannya, serta berkesempatan untuk tanya jawab seputar pupuk organik.

Serbuk kayu sendiri merupakan bahan yang melimpah di lingkungan Desa Setiris, sehingga memanfaatkan serbuk kayu adalah salah satu cara agar serbuk kayu tidak terbuang sia-sia. Serbuk kayu juga memiliki potensi besar untuk memperkaya tanah dengan unsur-unsur esensial yang diperlukan tanaman.

Pelatihan ini difokuskan pada penggunaan serbuk kayu sebagai pupuk organik yang dibantu dengan menggabungkan EM4 dan gula merah yang dilarutkan pada air yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pertanian.

Tesa Septiani, sebagai pemateri pada kegiatan ini menyoroti pentingnya bagi para petani untuk beralih dari penggunaan pupuk anorganik ke pupuk organik. Selain biaya yang lebih tinggi, pupuk kimia atau anorganik juga mengandung residu zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

“Untuk menciptakan perubahan besar, kita perlu memulainya dengan perubahan kecil, yaitu dari diri kita sendiri, dengan mulai beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik,” ujar Tesa.

Dalam sosialisasi tersebut, selain diberikan penjelasan dan pengetahuan dasar terkait pupuk serbuk kayu, para peserta juga mempelajari cara mengolah dan penggunaan serbuk kayu dengan benar serta manfaatnya dalam meningkatkan produktivitas pertanian dengan memperhatikan kondisi lahan pertanian. Warga desa juga mendapatkan pemahaman tentang praktek pertanian berkelanjutan termasuk pengurangan penggunaan pupuk kimia yang lama kelamaan merugikan lingkungan.

Antusiasisme kelompok tani dapat dilihat dari salah satu anggota kelompok tani yang bertanya “apakah bahan utama serbuk kayu dapat diganti dengan dedak atau pertanyaan perbandingan yang diperlukan untuk membuat pupuk serbuk kayu tersebut?”.

Ridwan sebagai salah satu petani mengatakan proses pembuatan pupuk serbuk kayu ini tergolong mudah dan ingin mencoba mempraktekkan secara langsung sesuai tata cara yang tertera di modul.

“Dari sosialisasi yang kalian lakukan membantu kami para petani dan modul yang kalian berikan juga berguna untuk kami baca-baca dan terapkan langsung nantinya,” ujarnya Ridwan.

Petani Tanjung Harapan memberikan respon positif dan optimis tentang potensi yang muncul dalam penggunaan pupuk dasar serbuk kayu dalam pertanian mereka. Kelompok tani berharap bahwa penggunaan pupuk organik ini dapat mencapai hasil yang lebih baik, mengurangi biaya produksi dan mendukung pertanian berkelanjutan.

Tim PRO-IDe AEC mendukung Desa Setiris dalam mengangkat praktik pertanian berkelanjutan sekaligus perkembangan dalam desa binaan dan mencapai hasil positif dari penggunaan pupuk serbuk kayu. Sosialisasi pelatihan ini diharapkan dapat menjadi bukti nyata kerja sama mahasiswa, pemerintah desa dan masyarakat dalam memberdayakan komunitas pertanian.

Dimas Anugrah Adiyadmo / Yulia / HUMAS


Post Views: 103


5 Tim UNJA Tampilkan Inovasi di Expo Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia 2023

Bali,- Universitas Jambi menurunkan 5 tim Kelompok Usaha pada Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo XIV di Universitas Ganesha (Undhiksa) Bali, Rabu (15/11/23), acara diadakan selama 3 hari mulai tanggal (15-17/11/23) di Auditorium Undhiksa Bali.

Sebanyak 22 mahasiswa yang terbagi menjadi 5 tim akan mempresentasikan hasil inovasi yang di pamerakannya pada Expo ini. Pengelola P2MW, Novita Ekasari, S.E., M.M., mengatakan saat ini ada 5 tim yang akan bertanding pada KMI Expo 2023.

“5 (lima) tim merupakan tim yang telah lolos seleksi sebelumnya, dan nantinya tim ini mempresentasikan produk yang dihasilkannya,” ujar Novita Ekasari.

Selain itu, Ia berharap tim Universitas Jambi dapat memberikan yang terbaik bagi Universitas.

“Ya kita berharap menang dan mahasiswa kita dapat memberikan hasil yang terbaik seperti tahun sebelumnya kita mendapatkan juara 2 dan mudah-mudahan tahun ini dapat kembali meraih prestasi, kali ini tim expo kita membawa produk-produk berupa inovasi seperti ,Khunca Mask yang merupakan masker wajah dari bahan nanas dan pinang, dan produk lainnya,” harap Novita Ekasari.

Kegiatan Expo dibuka oleh Rektor Undhiksa, I Wayan Lasmawan Ia mengatakan kegiatan memamerkan karya-karya inovasi yang sudah teruji dan memenuhi standar ilmiah serta bersifat local genius, inovatif hingga post modern, dan ia berharap ajang ini KMI Expo 2023 menjadi ajang mahasiswa untuk membuktikan diri dalam eksplorasi, inovasi bahkan hilirisasi ide menjadi produk bernilai ekonomis.

“Kita berharap melalui kegiatan expo ini akan ada sharing experince, sehingga akan lahir wirausaha muda yang sejalan dengan program pemerintah menuju tahun keemasan pada 2045 nanti,”ungkapnya.

Setelah pembukaan di Auditorium Undiksa, dilanjutkan dengan kirab budaya yang mengajak perwakilan perguruan tinggi serta para undangan menuju lapangan yang menjadi lokasi expo.

Silvia Yuliansari / HUMAS


Post Views: 75

Perkenalkan SiBangKodir! Aplikasi Inovasi Pengentasan Kemiskinan Karya Dosen UBL

Bandar Lampung – Penanggulangan kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintah yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat. Berbagai langkah serius dilakukan pemerintah dalam upaya mengentaskan kemiskinan ekstrem hingga nol persen pada 2024.

Hal ini menginspirasi tim akademisi Universitas Bandar Lampung (UBL) Fakultas Ilmu Komputer Ari Kurniawan, M.T.I, Riza Muhida, Pd.D, Yuthsi Aprilinda, M.Kom dan Fenty Ariani, M.Kom untuk membuat aplikasi Cek Bantuan Bantuan Langsung Kemiskinan Secara Online dan Pemuktahiran Data Mandiri atau Sibangkodir. “Salah satu faktor terpenting yang dapat mempengaruhi percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim adalah ketepatan sasaran masyarakat miskin sebagai penerima manfaat. Nah, lewat aplikasi Sibangkodir ini kita bisa mengecek bantuan langsung kemiskinan secara online dan pemuktahiran data mandiri. Pemerintah desa juga dapat melakukan cek bantuan apa saja yang sudah diterima oleh masyarakat. Menjadikan data P3KE sebagai basis data penerima bansos BLT DD. Termasuk melakukan verifikasi dan pemuktahiran data secara mandiri terhadap masyarakat,” terang Ari Kurniawan selaku ketua tim saat diwawancarai, Jumat, 10/11/2023 di Kampus UBL.

“Di aplikasi SiBangKodir juga tersedia dasboard yang memuat berbagai informasi, mulai dari jumlah pengguna website, jumlah penerima bantuan pemerintah serta statistik yang disajikan dalam bentuk diagram batang dan diagram lingkaran. Tujuan dari dashboard ini adalah untuk memvisualisasikan data mengenai daerah yang menerima bantuan seperti BPNT, BPUM, BST, PKH, SEMBAKO, STB, PBI, Prakerja, dan KUR. Informasi ini juga ditampilkan dalam bentuk lokasi geografis atau peta untuk setiap kecamatan. Seluruh informasi yang tersaji pada dashboard ini diperoleh dari data yang diinputkan melalui domain P3KE,” tambahnya.

“Aplikasi Sibangkodir ini juga sudah kami ujicobakan dengan pemkab Lampung Selatan sebagai tata kelola data untuk meningkatkan efektifitas kerja penanganan penduduk miskin sehingga penghapusan kemiskinan ekstrim dapat terlaksana sesuai target yang ditentukan. Melakui solusi inovatif ini kami targetkan capaian efektifitas dan efisiensinya hingga 50%, mudah mudahan bisa bermanfaat,” pungkas Ari.


Seminar Nasional FAPET UNJA; Dorong Inovasi Teknologi Peternakan dan Perikanan Berkelanjutan

JAMBI,- Fakultas Peternakan (FAPET) Universitas Jambi (UNJA) menyelenggarakan ‘Seminar Nasional V Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat’ dengan tema Inovasi Teknologi (Internal Based Technology) dalam Pengembangan Usaha Peternakan dan Perikanan yang Berkelanjutan. Acara dilaksanakan secara hibrida melalui Zoom Meeting dan luring di Hotel Golden Harvest Jambi pada Selasa (7/11/2023).

Seminar nasional ini dilatarbelakangi oleh semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini turut melahirkan perubahan ataupun pembaharuan di berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang peternakan dan perikanan.

Kegiatan dibuka oleh Dekan FAPET, Prof. Dr. Ir. Agus Budiansyah, M.S. dan dihadiri sejumlah dosen, mahasiswa, serta undangan lainnya.

Selain itu, acara ini menghadirkan 4 narasumber, yaitu Prof. Dr. Ir. Hardi Syafria, M.Si. (Guru Besar UNJA bidang Teknologi Pengolahan Hijauan); Prof. drh. Bambang Purwantara, M.Sc., Ph.D. (Guru Besar IPB bidang Ilmu Reproduksi Ternak); Prof. Dr. Eng. Uju, S.Pi., M.Si. (Guru Besar IPB bidang Bioenergy dan Biomaterial); dan Intan Susanto, S.Pi. (Area Manager Regional 2 SUMBAGTENG PT. Aruna Jaya).

Ketua Pelaksana seminar, Ir. Wiwaha Anas Sumadja, M.Sc., Ph.D. mamaparkan laporan dari kegiatan ini.

“Pada hari ini terdapat sekitar 66 pemakalah baik online maupun offline dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, di antaranya  dari IPB, UPI, UNTIRTA, STPK Matauli, UNJ, UNRI, dan UIN Suska Riau,” ucapnya.

Prof. Agus  mengatakan bahwa tema yang dibahas pada kegiatan tersebut sangat penting sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini.

“Acara dengan tema ini penting sekali buat kita karena memang saat ini kemajuan teknologi semakin pesat yaitu memberikan kita informasi yang cukup berharga untuk kita menemukan kegiatan, penelitian, serta kajian di bidang peternakan dan perikanan,” tutur beliau.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber dan diskusi tanya jawab. Lalu dilanjutkan dengan sesi pemaparan makalah oleh peserta.

Dimas Anugrah Adiyadmo / Yulia / HUMAS
Foto: Asmah


Post Views: 95


AGV, Produk Inovasi UBL Terpilh Tampil di MIS 2023

Bandar Lampung – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi bakal menggelar Merdeka Innovation Summit (MIS) 2023 yang bekerjasama dengan Forum CSR Indonesia dan Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka (Kedaireka) pada 16-17 November mendatang di Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara Jakarta. Beragam kegiatan dari mulai seminar menghadirkan pembicara utama Presiden Joko Widodo, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem A. Makarim, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan dan lainnya serta pameran berbagai produk inovasi yang akan mempertemukan antara inovator dan dunia usaha.

Automatic Guided Vehicle (AGV) atau kendaraan berpemandu otomatis yang diberi nama Alto karya tim peneliti program studi Teknik Mesin Universitas Bandar Lampung (UBL) terpilih untuk tampil di ajang ini. Hal ini dibenarkan oleh Muhammad Riza, Ph.D, ketua tim peneliti yang juga dosen program studi Teknik Mesin UBL. “Produk inovasi kami, Alto mendapatkan undangan khusus hasil seleksi dari ribuan produk inovasi untuk tampil di Merdeka Innovation Summit 2023. Hanya 5 produk kategori Calon Innovator yang terpilih, bangga sekali rasanya, produk inovasi besutan tim Teknik Mesin UBL bisa terpilih dan tampil sejajar dengan produk kampus ternama lainnya seperti ITS, ITB dan UI,” ungkap Riza, ketika diwawancarai di kampus UBL, Selasa (07/11/2023).

“Pembuatan alat ini dilakukan oleh peneliti dan mahasiswa dari program studi Teknik Mesin yang didalamnya terdapat disiplin ilmu Mekatronika. Rancang bangun untuk AGV ini juga melibatkan peneliti dari ilmu komputer untuk menangani masalah perangkat lunak dan serta akademisi dari bidang ekonomi yang melakukan analisis kelayakan ekonomi. Teknologi ini digunakan untuk mengoptimalisasi kerja PT GMF AeroAsia dalam melakukan perawatan pesawat terbang,” tambah Riza.

Seperti diketahui produk AVG hasil kerjasama UBL dengan PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (PT GMF AeroAsia), anak usaha Garuda Indonesia yang menyediakan jasa perawatan, perbaikan, dan pemeriksaan pesawat terbang juga ditampilkan dalam even GMF Innovation Day 2023 di Hangar DC-9 PT GMF AeroAsia Tbk pada beberapa waktu lalu di Jakarta.


Para Ahli Internasional Berkumpul di UNJA Bahas Inovasi Teknologi dan Energi Terbarukan di JICEST FST

Mendalo,- Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Jambi (UNJA) menggelar kegiatan Seminar Internasional 1st Jambi International Conference on Engineering, Science, and Technology tahun 2023 dengan tema “Smart Innovation in Advanced Materials, Tecnologies and Renewable Energies for Sustainably and Environmentally Growth” pada Rabu (1-2/11/2023) secara hybrid di Ruang Senat Rektorat Lantai III Universitas Jambi.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Chemical Engineering, University of Warwick (Sustainable Energy Tecnologies) Dr. Volkan Degirmenci, kemudian Prof. Sougata Gosh dari Department of Physics, Kasetsart University, Thailand Department of Microbiology BM University India, Prof. Muhammad Aziz dari University of Tokyo, institute of Industrial Science Energy and Process Integration Engineering, Elvi Restiawaty. ph.D dari Associate Professor at Fakulty of Industrial Technology ITB (Biotechnology), Muhammad Mufti Aziz, Ph.D dari Department of Chemical Engineering UGM Biomass Conversion Technology, Dr. Muhammad Roil Bilad dari Fakulty of Integrated Technologies University Brunei Darussalam, Prof. Sal Prima Yudha S dari Chemistry Department University of Bengkulu.

Kegiatan dibuka oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Drs. Jefri Marzal, M.Sc., D.I.T dan dihadiri Wakil Dekan Bidang Umum, Perencanaan, dan Keuangan Fakultas Sains dan Teknologi Dr. Madyawati Latief, S.P., M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik, Kerja Sama, dan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Ir. Bambang Hariyadi, M.Si., Ph.D., Nazarudin, S.Si, M.Si., Ph.D., dan undangan lainnya.

Dekan Fakultas Sans dan Teknologi Drs. Jefri Marzal, M.Sc., D.I.T mengatakan bahwa FST sudah melaksanakan konferensi personal pertama Engineering Sains dan Teknologi di Jambi.

“Kita sudah melaksanakan konferensi personal pertama Engineering Sains dan Teknologi di Jambi. Ini merupakan kegiatan akademis dimana para peneliti di berbagai belahan dunia melakukan presentasi memberikan kontribusi dan pemikiran mereka bagaimana cara untuk memperbaiki dan meningkatkan kelestarian lingkungan itu ide utama yang yang dibahas kemarin,”ujar Dekan FST.

Jefri Marzal juga mengatakan pembicaranya datang dari Inggris, India, kemudian ada dari Brunei dan beberapa profesor dari Universitas yang ada di Indonesia. Mereka mendiskusikan bagaimana membenahi atau meningkatkan kelestarian lingkungan berbasis teknologi di dunia ini.

“Harapannya adalah dengan kedatanganya eksper-eksper tersebut ke Fakultas Sains dan Teknologi, tentu kita harapkan pengetahuan atau pengalaman dosen Universitas dan beserta mahasiswanya juga akan meningkatkan,”ungkap Jefri Marzal.

Jefri Marzal menambahkan Nantinya akan ada topik-topik riset yang terkait dengan sustainable energy yang akan ditekuni oleh mahasiswa UNJA, dan FST juga berharap sedang merancang kerjasama-kerjasama dengan para speaker tadi yang berasal dari luar negeri dan Universitas yang telah maju yang ada di Indonesia.

“Kita rancang kerja sama dosen kita, dan mahasiswa kita sehingga bisa mengembangkan risetnya dan potensi daerah yang ada di Jambi, karena kita resorsis tentang energi kita juga sangat banyak tapi bagaimana ini diteliti dan dikelola secara profesional tentu itu harus berbasiskan riset yang sudah disharing oleh kawan-kawan dari berbagai negara dan PTN terbuka di Indonesia,”tutup Jefri Marzal.

Silvia Yuliansari Asril / Welsa / HUMAS
Foto: Marta


Post Views: 5

Program Inovasi Desa UNJA, Bangun Industri Kopi Liberika di Desa Jati Mulyo

MENDALO,- Tim Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMKI) Universitas Jambi (UNJA) yang terdiri dari 12 orang menggelar acara sosialisasi Program Inovasi Desa (Pro-IDe) dengan tema “Membangun industri Kopi melalui Decafeinisasi menuju Desa Eduwisata, Kopi Liberika sebagai produk unggulan” di balai Desa Jati Mulyo Kec. Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada Minggu (08/10/2023).

Acara dihadiri oleh perangkat Desa Jati Mulyo, beberapa Petani Kopi Liberika dan 30 orang ibu-ibu PKK.

Kegiatan ini berkolaborasi bersama Kelompok Tani Kopi Liberika yang sudah menanam dan membibitkan kopi tersebut.

Alasan Desa Jati Mulyo dipilih sebagai tempat sosialisasi Program Inovasi desa karena Kopi Liberika sebagai produk unggulan lokal dari masyarakat desa setempat.

“Alasan memilih Desa Jati Mulyo sebagai lokasi sosialisasi adalah karena masyarakat desa tersebut sebelumnya telah membudidayakan jenis tanaman tersebut, mulai dari proses pembibitan, menanam dan mengolah. Setelah melakukan survei lapangan ternyata masyarakat di desa tersebut masih kebingungan untuk mengolah kopinya dengan kualitas terbaik, dari hal ini kami tergerak untuk membantu mengolah kopi tersebut dan membantu memasarkan produk tersebut sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian disana,” ungkap salah satu anggota.

Chairanisa selaku ketua tim Pro-IDe mengungkapkan harapannya agar program yang mereka buat dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Jati Mulyo.

“Selaku ketua tim Pro-IDe dan seluruh rekan-rekan tim Pro-Ide HIMKI berharap program kami membantu meningkatkan ekonomi, meningkatkan dan memberikan peluang usaha bagi masyarakat setempat,” ungkapnya.

Indra Lasmana Tarigan, S.Pd., M.Sc. selaku dosen pembimbing lapangan memberikan harapan tentang kegiatan ini.

“Alhamdulillah, tahun ini Tim HIMKI mendapatkan bantuan pendanaan Program Inovasi Desa untuk mengembangkan produk Agroindustri Kopi Liberika sebagai produk unggulan Desa Jati Mulyo, kegiatan ini akan berlanjut untuk menghasilkan diverifikasi produk selain kopi yaitu berupa Kopi Liberika Tablet, Parfum, dan Pangan Fungsional,” tutur beliau.

Program ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat Desa Jati Mulyo menjadi pelaku bisnis yang dapat melestarikan Kopi Liberika, meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi angka pengangguran, dan dapat memberkuat stabilitas ekonomi masyarakat lokal.

Dimas Anugrah Adiyadmo / Riska / HUMAS


Post Views: 1


Mahasiswa FKM UMJ Dukung Inovasi Teknologi AI

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKM UMJ) mengikuti kegiatan Digital Discourse dengan tajuk Humanity in the Age of AI di Goethe Institut Jakarta, Jumat (6/10/23).

Baca juga : Dukung Transformasi Digital, Mahasiswa FKM UMJ Ikuti Kegiatan FORDIGI Summit 2023

Kegiatan ini diinisiasi oleh Goethe Institut bekerja sama dengan Kompas dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan menciptakan peluang baru dan mendorong inovasi pada permulaan era AI.

Digital Discourses mengundang pembicara dari Eropa dan Asia Tenggara diantaranya peneliti senior di Humboldt Institute for Internet & Society Berlin Dr. Anna Jobin, ketua Indonesia AI Society Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, Pimpinan proyek Mobilitas Digital Think Tank iRights.Lab Jerman Lena Rickenberg, senior Research Associate di Khazanah Research Institute Dr. Jun-E Tan, dan ilmuwan komputer antropolog & Pusat Penelitian SFI untuk Teknologi Konten Digital Berbasis AI di Trinity College Dublin Irlandia Arthit Suriyawongku.

Dr. Anna Jobin dalam paparannya menyampaikan bahwa kecerdasan buatan (AI) bukan hanya meliputi bidang teknis, tetapi juga merupakan masalah sosial. Hal ini terbukti dengan meningkatnya permintaan ‘AI yang etis’. Ia menyoroti tantangan besar IA saat ini terkait dengan dengan prioritas nilai, implementasi, dan isu-isu yang lebih luas di luar etika dan AI. 

Lena Rickenberg dan Dr. Jun-E mengamini hal yang sama bagaimana tantangan tata kelola AI di Asia Tenggara, bahwa pelaksanaan dan tata kelola masih banyak rintangan. Kemudian, Bias algoritma, masalah privasi data, akuntabilitas, transparansi, dan potensi penyalahgunaan AI serta konsekuensi yang tidak diinginkan semua ini merupakan tantangan-tantangan besar. Terutama memastikan regulasi AI tetap menghormati hak-hak asasi manusia di ranah digital ucap.

Mahasiswa FKM UMJ yang mengikuti kegiatan ini antara lain Fashfahis Sophal Jamil, Zalzha, Okta Fairuz, Arija Taufiqqurahman, Ragi Nur Muhammad, dan Adipatra Kenaro. Mereka mengikuti berbagai sesi conference dan Exhibition dengan sub-topik yang sangat menarik.

Dalam sesi lain, Okta Fairuz salah satu peserta mengutarakan harapannya terutama setelah mendengarkan gambaran situasi AI terkini di Indonesia yang dipaparkan oleh Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, IPM.

“Mudah-mudahan mahasiswa dari semua kalangan akademisi bisa turut membuktikan dan turut serta dalam perkembangan AI salah satunya bisa dengan menciptakan peluang baru ataupun mendorong inovasi. Karena AI di Indonesia juga terbilang berkembang pesat, hingga dapat mendorong inovasi di berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, dan keuangan,” ucap Okta.

Selain Rangkaian Digital Discourse dan Konferensi acara ini juga mengadakan lokakarya tentang AI dan pemutaran film.

Penulis : Adipatra Kenaro Wicaksana/FKM

Editor : Dian Fauzalia


22