Tag: PENDIDIKAN

2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Memenangkan Lomba Baca Puisi

Skip to content

2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Memenangkan Lomba Baca Puisi

Esaunggul.ac.id Dalam sebuah perhelatan budaya di Universitas Dian Nusantara, dua mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) telah mengukir prestasi membanggakan sebagai juara 1 dan 2 dalam Lomba Baca Puisi yang baru saja dilaksanakan. Lomba tersebut diadakan untuk merayakan keindahan bahasa dan ungkapan perasaan melalui seni sastra.

Prestasi tertinggi diraih oleh mahasiswa PGSD semester akhir, Budi Santoso, yang berhasil memenangkan gelar juara 1 dengan penampilan membacakan puisi yang penuh emosi dan mendalam. Puisi yang dibacakan oleh Budi tidak hanya memukau juri, tetapi juga menyentuh hati para penonton yang memadati aula utama universitas tersebut.

Sementara itu, gelar juara 2 diraih oleh mahasiswi PGSD semester tiga, Anisa Permata. Anisa tampil dengan kepiawaian dalam menyampaikan makna puisi melalui intonasi suara yang tepat dan interpretasi yang penuh rasa. Keberhasilannya meraih posisi kedua menjadi bukti kualitas dan bakat yang dimilikinya dalam seni baca puisi.

Kedua mahasiswa PGSD ini berhasil menonjol di antara peserta lomba yang sangat berbakat dan kompetitif. Mereka membuktikan bahwa kecintaan pada sastra dan seni baca puisi bukan hanya menjadi wadah ekspresi kreatif, tetapi juga merupakan bentuk apresiasi terhadap keindahan bahasa dan ekspresi perasaan.

Rektor Universitas Dian Nusantara, Prof. Dr. Sri Wijaya, mengucapkan selamat kepada Budi Santoso dan Anisa Permata atas prestasi luar biasa yang mereka capai. Beliau menyatakan, “Keberhasilan kalian tidak hanya mengangkat nama PGSD, tetapi juga memberikan inspirasi bagi seluruh mahasiswa untuk terus berprestasi dan mengembangkan bakat mereka di bidang seni dan sastra.”

Lomba Baca Puisi di Universitas Dian Nusantara tidak hanya menjadi ajang persaingan, tetapi juga sarana untuk memupuk minat dan bakat seni di kalangan mahasiswa. Keberhasilan Budi Santoso dan Anisa Permata diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus mengembangkan kemampuan seni mereka dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan serupa di masa mendatang.

Page load link

Go to Top

Isu Kemanan Digital, Prof. Dr. Dra. Diana Kartika Paparkan Efek Hyperconnected di Dunia Pendidikan

Prof. Dr. Dra. Diana Kartika guru besar program studi Sastra Jepang Universitas Bung Hatta tampil dalam ASJI Annual International Symposium and Seminar. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Asosiasi Studi Sastra Jepang (ASJI) bekerjasama dengan program studi Jepang Universitas Sebelas Maret (UNS) dan disupport oleh The Japan Foundation di Universitas Sebelas Maret (UNS) Inn Hotel pada 7-8 Desember 2023.

Kegiatan yang bertajuk Human Security Issues: Revisiting the Concept of Human Security from the Perspectives of Japan and Indonesia ini bertujuan mencari suatu solusi alternatif terhadap permasalahan human security atau keamanan manusia di dunia.

Partisipan berasal dari pegiat dan peneliti studi Jepang dan mahasiswa Program Studi Jepang. Pada kegiatan ini turut hadir Ketua ASJI Pusat Julian Aldrin Pasha, Director General of Japan Foundation Jakarta Takahashi Yuichi, Dewan Kehormatan ASJI, Siti Atiqoh Supriyanti dan para pimpinan Universitas Sebelas Maret (UNS).

Prof. Dr. Dra. Diana Kartika membahasa mengenai tema “Human Security Resilience In A Hyperconnected World At Education: Crisis Communication and Information Sharing”. Dijelaskannya hyperconneced merupakan suatu era yang menunjukan kondisi dari setiap individu, perangkat, dan sistem saling terhubung dengan mudah. Dampak era hyperconneced telah merubah cara berinteraksi, berkomunikasi, dan mengakses informasi.

“Efek era hyperconnected terjadinya kecanduan bermain media sosial, masalah privasi, keamanan data, perubahan karakter dan cara berinteraksi tiap individu dengan lingkungannya. Tidak luput dalam dunia pendidikan,” ungkap Diana Kartika.

Diana Kartika menyoroti beberapa hal yang penting seperti hyperconnected sebagai penyebaran informasi kolaboratif, hyperconnected sebagai bentuk kemajuan koneksi komunikasi krisis dan pemanfaatan manajemen risiko-proaktif sebagai upaya preventif dampak hyperconnected.

“Terdapat strategi untuk mempromosikan kemanan human security melalui pendidikan yaitu dengan pengerapan integrasi Literasi, Memberikan pelatihan dan kesempatan pengembangan profesional bagi para pendidik keterampilan keamanan digital, kolaborasi aktif dan promosi menyeluruh melibatkan lintas sektor,” jelasnya.

Diana Kartika juga menyampaikan dengan mengikuti kegiatan ini diharapkan memberikan manfaat bagi penguatan kerja sama antara Indonesia dengan Jepang. Para mahasiswa maupun peneliti bisa saling bertukar riset atau penelitian yang menjadi bahan referensi atau rujukan dalam mengambil kebijakan.

“Begitu pentingnya keamanan manusia di era keterhubungan saat ini. Human Security to protect Human Identity. Untuk itu, harus bijak mengarungi era hypernet,” pesannya Diana Kartika (*DK)

Dua Kunci Menuju Pendidikan Unggul dan Berkemajuan


22

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., menyebutkan dua kunci menuju pendidikan unggul dan berkemajuan. Pertama, adanya pemimpin yang memiliki visi dan misi kuat. Sedangkan kunci kedua adalah political will.

Baca juga : Rektor UMJ Letakkan Batu Pertama Pembangunan TK Aisyiyah Cinangka

Hal ini disampaikannya dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah Kemang bekerja sama dengan Muhammadiyah Boarding School Ki Bagus Hadikusumo, di Aula Masjid MBS 2, Kemang, Parung, Kab, Bogor, Sabtu (09/12/2023).

Dalam seminar yang mengusung tema “Membangun Lembaga Pendidikan yang Unggul Berkemajuan” ini, Ma’mun menegaskan bahwa pendidikan unggul berawal dari pemimpin yang tidak hanya memiliki visi dan misi tapi juga kesungguhan untuk mengimplementasikan kebijakan. “Berkaca pada negara lain yang dulunya berada di bawah kita (Indonesia), sekarang maju karena ada political will,” ungkapnya.

Pendidikan adalah salah satu indikator indeks pembangunan manusia yang saat ini di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Padahal, menurut Ma’mun, pendidikan telah diatur dalam konstitusi yang anggarannya mencapai 20 persen dari APBN.

“Anggaran itu menguap ke mana-mana. Akhirnya gedung-gedung sekolah sangat memprihatinkan. Selain itu ada bias antara pendidikan negeri dan swasta, diskriminasi seolah-olah hanya negeri yang diberikan kesempatan untuk membangun sumber daya,” katanya.

Berkaitan dengan itu, ia menyoroti kontribusi Muhammadiyah yang hingga saat ini memiliki ribuan sekolah. “Perguruan tinggi negeri jumlahnya hanya 10 persen. Jumlah perguruan tinggi Muhammadiyah jauh lebih besar. Padahal konstitusi jelas menyatakan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa itu tugas negara,” ujar Ma’mun.

Selain dua kunci tersebut, Ma’mun juga menjelaskan bahwa untuk memajukan pendidikan maka tidak boleh ada konflik internal lembaga pendidikan apalagi hingga terjadi perpecahan, serta permasalahan keuangan yang cukup sensitif. Keduanya akan memengaruhi keberlangsungan lembaga pendidikan.

Seminar nasional dalam rangka Milad ke-111 Muhammadiyah ini juga menghadirkan tiga narasumber lainnya, yaitu Pendiri Bangun Indonesia Ir. H. Alfiantono, MBA., Tokoh Pendidikan Kabupaten Bogor Asep Wahyuwijaya, M.IPOL., dan Ketua BMPS Kabupaten Bogor Dr. H. Agus Sriyanta, M.Pd.

Seminar ini diikuti oleh kurang lebih seratus peserta yang terdiri dari warga persyarikatan, organisasi otonom di lingkungan Desa Kemang, Kec. Parung, Kab. Bogor dan santri MBS Ki Bagus Hadikusumo. Hadir pula Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kemang, dan Pimpinan MBS Ki Bagus Hadikusumo.

Editor : Tria Patrianti

Mahasiswi Pendidikan Matematika UNJA Terpilih Menjadi Gadis Batanghari 2023

BATANGHARI,- Fitriani Lianti atau yang kerap disapa Lia, mahasiswi Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (UNJA) berhasil menjadi ‘Winner Gadis Batanghari 2023’ dalam ajang Pemilihan Bujang Gadis Batanghari tahun 2023. Berlangsung di Gedung Pemuda Kabupaten Batanghari pada 4-11 November 2023.

Pemilihan Bujang Gadis Batanghari ini adalah ajang mencari para Bujang dan Gadis terbaik di Kabupaten Batanghari yang mampu menjadi inisiator, kolaborator, dan promotor. Nantinya potensi yang mereka miliki akan dikembangkan baik di bidang kepemudaan, budaya, maupun pariwisata yang ada di Kabupaten Batanghari.

Lia berhadapan dengan 100 orang lebih peserta Bujang dan Gadis dari seluruh Kecamatan di Kabupaten Batanghari, hingga akhirnya Lia berhasil keluar sebagai Winner Gadis Batanghari 2023. Atas prestasinya, Lia berhasil membawa pulang uang pembinaan, perawatan gratis di klinik kecantikan Zeeta selama satu tahun jabatan, dan hadiah tambahan dari sponsor-sponsor pemilihan Bujang Gadis Batanghari 2023.

Motivasi awal Lia sebelum mengikuti ajang Pemilihan Bujang dan Gadis Batanghari ini karena dirinya ingin mencoba hal baru dan ingin berkontribusi lebih pada daerah kelahirannya sendiri. Selain itu, Lia juga megutarakan persiapan yang ia lakukan sebelum mengikuti pemilihan.

“Saya menyiapkan diri dimulai dari melatih publik speaking serta meminta masukan dan arahan kepada para senior-senior saya di kampus,” ujar Lia.

Lia juga turut menyampaikan harapannya setelah berhasil terpilih menjadi Gadis Batanghari tahun 2023.

“Saya berharap capaian ini akan menjadi motivasi dan langkah awal yang baik bagi pemuda pemudi di Batanghari yang ingin berkompetisi, untuk menambah kepercayaan diri dan menjadikan bujang gadis Batanghari sebagai wadah untuk terus belajar dan mengembangkan diri,” jelasnya.

Feri Tiona Pasaribu, M.Pd., CIT. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika, mengungkapkan rasa bangganya terhadap prestasi yang ditorehkan oleh salah satu mahasiswinya tersebut.

“Alhamdulilah, dengan berhasilnya mahasiswi kami yakni Fitriani Lianti sebagai Winner Gadis Batanghari 2023 membuktikan bahwa mahasiswa Pendidikan Matematika dapat berkarya dan berkontribusi dalam masyarakat, terkhusus menjadi ikon atau pelopor bagi pemuda dalam mencintai dan melestarikan budayanya,” tutur beliau.

“Selain itu, ananda Fitriani juga menjadi contoh bagi mahasiswa/i lainnya terkhusus pada mahasiswa/i Pendidikan Matematika untuk terus mengembangkan potensi, bakat, dan minatnya dalam bidang apapun dengan tujuan untuk menghasilkan banyak prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Hal-hal positif dan prestasi-prestasi yang gemilang akan menjadi modal dan bekal bagi mahasiswa untuk yang akan mendatang,” pungkasnya.

Dimas Anugrah Adiyadmo / Indri / HUMAS


Post Views: 10


Ketua Badan Pembina Yayasan Pendidikan Bung Hatta , Tawari Beasiswa S2 Bagi Lulusan Terbaik

Lulusan terbaik wisuda periode ke 80 Universitas Bung Hatta yang dilantik oleh Rektor Universitas Bung Hatta, Sabtu-Minggu (28-29/10/2023) lalu di Bung Hatta Convention Hall Kampus 1 Unversitas Bung Hatta Ulak Karang, diundang ramah tamah dan makan malam oleh Pembina dan Pengurus Yayasan Pendidikan Bung Hatta serta jajaran pimpinan Universitas Bung Hatta di Bajamba Resto, UNP Hotel & Convention Center, Senin, 30/10/2023.

Dalam acara ramah tamah tersebut Ketua Badan Pembina Yayasan Pendidikan Bung Hatta Prof. Ganefri, P.hD, memberikan apresiasi pada lulusan terbaik yang diwisuda periode 80 kemarin. Ia juga menyampaikan bahwa para alumnus Universitas Bung Hatta tidak salah memilih Universitas Bung Hatta untuk melanjutkan pendidikan. Prof Ganefri juga menyebutkan bahwa UBH adalah Universitas terbaik di Kopertis wilayah 10 (sekarang LLDIKTI X), hal itu disebutkan karena ia pernah sebagai Kepala LLDIKTI X pada tahun 2014 sampai tahun 2016.

Prof. Ganefri juga menyampaikan, bahwa kondisi sekarang tidak bisa dipungkiri ada beberapa PTS yang sulit berkembang, namun Universitas Bung Hatta tetap terus berkembang dan semakin meningkatkan mutu dan kualitas lulusannya. Ia menyebutkan bahwa besarnya Universitas adalah karena konstribusi dari alumninya di tengah-tengah masyarakat.

“Tanggung jawab pengelola perguruan tinggi tidak hanya sampai tamat kuliah saja, tetapi juga sampai memikirkan alumninya berkontribusi bagi masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”, imbuh Ganefri yang saat ini juga menjabat Rektor UNP.

Selanjutnya Prof.Ganefri berharap kepada lulusan untuk menjadi corong dan mentor untuk membesarkan Universitas Bung Hatta ditengah-tengah masyarakat, menyampaikan hal-hal baik selama mengenyam pendidikan di Universitas Bung Hatta.

Prof.Ganefri menyebutkan juga, bahwa sekarang Universitas Bung Hatta sedang menyusun perencanaan penerimaan dosen, terutama dengan kualifikasi Doktor (S3), namun demikian ia menyampaikan kalau lulusan-lulusan terbaik berminat untuk segera melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 terlebih dahulu dan Yayasan Pendidikan Bung Hatta akan mencarikan beasiswa dan Ia juga berharap agar terus meningkatkan kompetensi dan meningkatkan Bahasa Inggris.

“Jika tamat S2 dan lanjut ke S3, tamat S3 dipastikan diterima di Universitas Bung Hatta”, tegas Ganefri.

Ganefri kembali menegaskan dan berharap, agar lulusan-lulusan terbaik tersebut untuk menjadi duta-duta Universitas Bung Hatta dan bersama-sama mempromosikan UBH dengan menunjukan kontribusi ke masyarakat.

Ia juga berharap, agar lulusan Universitas Bung Hatta terus bersemangat dan menunjukkan kompetensi diri, cari pengalaman sebanyak-banyaknya dan disertai niat. Ditegaskan juga bahwa lulusan-lulusan terbaik Universitas Bung Hatta, untuk tahap awal jenjang S2 akan diberikan beasiswa.

Sebelumnya Ketua Badan Pengurus Yayasan Pendidikan Bung Hatta Dr. Boy Yendra Tamin, S.H., M.H dalam pengantarnya menyampaikan, bahwa pengurus Yayasan bersama dengan Pembina sengaja mengundang lulusan terbaik untuk bersillaturahmi sekaligus saling mengenal semua mengurus Yayasan Pendidikan Bung Hatta serta pimpinan Universitas Bung Hatta.

Senada dengan itu Rektor Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Tafdil Husni, S.E, MBA menyebutkan bahwa pertemuan itu baru pertama kali diadakan dan dihadiri oleh Badan Pembina dan lengkap dengan semua pengurus Yayasan. Disampaikan Rektor dalam silllaraturahmi tersebut, bahwa lulusan-lulusan terbaik tersebut berminat untuk mengabdikan diri di Universitas Bung Hatta.

Untuk itu Rektor kembali berpesan, agar meningkatkan teruskan meningkatkan kompetensi, terutama kemampuan bahasa asing dan informasi teknologi.

Lulusan terbaik Universitas Bung Hatta periode 80 tersebut adalah Zahara Yulia dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan IPK 3.93, Salsabilla Eriko dengan IPK 3.90 dari Fakultas Hukum. Melia Febri Ningsih dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan IPK 3.93, kemudian Mhd Rafi Indrawan dari Fakultas Ilmu Budaya dengan IPK 3,91. Dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Rizay Trifangky Saragih dengan IPK 3,67 serta Yolla Tifa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dengan IPK 3.88.

Hadir juga Sekretaris Badan Pembina Yayasan Ezra Aditia,ST.MSc, Anggota Badan Pembina Dr. Ir. Hendrino, M.Arch. Eng, sedangkan dari Badan Pengurus Yayasan hadir wakil ketua I Dr. I Nengah Tela, S.T., M.Sc. dan wakil ketua II Dr. Ir. Edi Septe S., M.T, sekretaris badan pengurus Drs. Ir. Mulyanef., M.Sc. serta bendahara Dr. Dwi Fitri Puspa, S.E., M.Si., Ak., CA. Hadir juga anggota badan pengawas yayasan Mukhlizul Hamdi, SE., M.Si., Ak., CA dan Dra. Elfrida, M.Si, Apt.

Sementara dari jajaran pimpinan Universitas Bung Hatta hadir Wakil Rektor I Prof. Dr. Hendra Suherman, S.T., M.T., Wakil Rektor II Dr. Elfiondri, S.S., M.Hum. dan Wakil Rektor III Dr. Hidayat, S.T.,M.T.,IPM. Serta Ka BAAK Suamperi, SH., MH. (*indrawadi),

SURVEI PILPRES DARI PERSPEKTIF PENDIDIKAN MASYARAKAT

Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan sebagian negara di duniatermasuk Indonesia. Penyelenggaraan pemilihan umum secara periodik di Indonesia sudah berlangsung sejak awal kemerdekaan bangsa ini, tetapi proses demokrasi lewat pemilihan umum yang lebih terdahulu belum mampu menyamakan nilai-nilai demokrasi yang matang. Hal itu disebabkan sistem politik yang otoriter. Harapan untuk menemukan format demokrasi yang ideal mulai nampak sejak penyelenggaraan pemilihan umum 2004 lalu yang berjalan cukup relatif lancar dan aman.

Untuk bangsa yang baru lepas dari sistem otoriter, penyelenggaraan pemilihan umum 2004 yang terdiri dari pemilihan umum legislatif dan pemulihan umum presiden secara langsung yang berjalan tanpa tindak kekerasan merupakan prestasi bersejarah bagi bangsa ini.

Dengan pemilihan umum tersebut rakyat Indonesia ingin turut secara aktif dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah karena partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan Negara demokrasi sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Pemilihan kepala daerah merupakan salah satu bentuk partisipasi politik masyarakat, sebagai perwujudan dari kedaulatan rakyat, karena pada saat pemilihan kepala daerah itulah rakyat menjadi pihak yang paling menentukan proses politik di wilayahnya dengan memberikan suara secara langsung Masyarakat merupakan unsur utama yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu pemerintahan pada sistem demokrasi.

Masyarakat dapat berpartisipasi dalam pemilu dan penyusunan kebijakan sebagai wujud partisipasi politik. Partisipasi politik dapat dijadikan sebagai salah satu parameter dalam penilaian tingkat demokrasi di sebuah negara. Semakin tinggi partisipasi politik dalam masyarakat dapat menunjukkan kondisi demokrasi yang berkualitas.

Jika partisipasi politik masyarakat rendah, hal tersebut dapat menunjukkan apatisme dan ketidak percayaan masyarakat terhadap sistem pemerintahan.

Pada tahun 2024 yang akan mendatangakan dilangsungkannya pemilihan presiden (Pilpres), banyak diantara partai politik mulai membentuk koalisi untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden. Adapun partai-partai yang sudah memenuhi syarat mengajukan calon presiden pada pemilu tahun 2024 diantaranya; Anies Rasyid Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Survey-survey dilakukan untuk melihat elektabilitas capres-capres yang telah mengajukan diri. Update terakhir disalah satu provinsi terbesar pemilihnya yaitu Provinsi Jawa Barat Poltracking Indonesia melakukan survey terkait elektabilitas capres diantaranya; Prabowo Subianto 44,2% Anies Baswedan 25% Ganjar Pranowo 21,8% dan yang menjawab Tidak tahu atau tidak menjawab 9%

“Hasilnya Prabowo Subianto 44,2% jauh di atas dua kandidat yang lain, kedua ada Anies Baswedan 25% dan Ganjar pranowo 21,8%, jadi kita cek satu per satu praktis Prabowo ke Anies Baswedan jaraknya hampir 20%, sekitar 19%, jika kita cek Anies ke Ganjar itu jaraknya sekitar 3,2%,” kata Direktur Riset Poltracking Indonesia Arya Budi saat memaparkan hasil survei, Selasa (10/10/2023).

Pemilihan presiden adalah salah satu momen krusial dalam dinamika politik sebuah negara. Keberhasilan proses pemilihan ini sangat tergantung pada partisipasi masyarakat dan pemahaman mereka tentang calon-calon yang bersaing.

Perspektif pendidikan masyarakat memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman yang kritis dan informasional tentang proses politik. Inilah mengapa survei Pilpres dari perspektif pendidikan masyarakat menjadi semakin penting.

Survei pemilihan umum (pilpres) dari perspektif pendidikan masyarakat adalah pendekatan untuk memahami bagaimana tingkat pendidikan sesorang atau sekelompok orang dapat aspek penting dalam studi politik dan sosiologi untuk memahami bagaimana tingkat pendidikan masyarakat dapat memengaruhi proses demokrasi dan pengambilan keputusan politik.

Berikut adalah beberapa aspek yang relavan dalam melihat survei pemilihan umum dari perspektif pendidikan Masyarakat. Berdasarkan dari informasi dari hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam survey SMRC dua tahun terakhir (2021-2022) dengan total sampai 8.319 responden, secara umum perbedaan pendidikan berpengaruh signifikan dalam perilaku memilih. Tingkat pendidikan dibagi antara SLTP,SD, dan tidak bersekolah dengan SLTA ke atas, proporsinya hampir seimbang. Yang berpendidikan SLTP ke bawah sekitas 53,2 persen, sementara yang SLTA ke atas sekitar 46,8 persen.

Ia mengatakan, ada 20 persen dari yang berpendidikan SLTP ke bawah yang memilih Anies, sementara yang SLTA ke atas 27 persen. Hal yang sama dengan Ganjar, dari yang berpendidikan SLTA ke atas, Ganjar dipilih sekitar 31 persen, sementara yang berpendidikan SLTP ke bawah sebesar 26 persen.

Saiful menjelaskan, Anies dan Ganjar sejatinya relatif baru muncul dalam perpolitikan Indonesia. Keduanya, adalah gubernur, karena itu, menurut Saiful, pada dasarnya mereka adalah tokoh lokal. Tetapi menjelang pemilihan umum, mereka masuk menjadi tokoh nasional, setidaknya dalam pemberitaan.

“Hal ini berkebalikan dengan profil pendukung Prabowo Subianto.Ada 36 persen yang berpendidikan SLTP ke bawah yang memilih Prabowo, sementara yang berpendidikan SLTA ke atas sebesar 28 persen,” jelasnya.

Sehingga, menurut Saiful Mujani, dari hasil survei tersebut, proporsi pemilih Probowo yang berpendidikan lebih rendah, lebih besar dari yang berpendidikan lebih tinggi. Menurut Saiful, hasil survei ini bisa dipahami mengapa proporsi pemilihan yang berpendidikan menengah ke bawah lebih tinggi yang memilih Prabowo.Darisumbertersebutpenulismenyimpulkan bahwa pemilih Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang cenderung berlatar pendidikan tinggi, sedangkan pemilih Prabowo Subianto sebaliknya.

Capres dengan pendukung pendidikan tinggi atau rendah belum bisa menentukan dari kualitas seorang pemimpin tersebut. hal ini karena pendukung dengan melihat tingkat pendidikan tidak bisa dijadikan sebagai kerangka acuan untuk melihat kualitas dari capres.

Pada beberapa kasus, banyak diantaranya orang-orang dengan pendidikan tinggi tidak begitu mengerti dengan sistem politik yang ada. dilain sisi orang-orang yang berpendidikan rendah diantaranya sangat memahami betul dari sistem politik.

Oleh sebab itu, tingkat pendidikan tidak bisa dijadikan sebagai acuan untuk melihat kualitas dari capres yang akan maju pada pilpres 2024. Melihat pendukung capres berdasarkan dengan tingkat pendidikan dapat melihat arah pembangunan atau pun visi misi dari capres itu sendiri.

Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan biasanya akan menentukan pekerjaan dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat dengan pendidikan rendah pada tingkat ekonomi dan penghasilan cenderung pada posisi bawah dan menengah, sedangkan masyarakat dengan pendidikan tinggi cenderung pada posisi menengah dan tinggi. Hal ini tentunya akan mempengaruhi pembangunan atau pun visi misi dari capres dalam merencanakan manuver atau pun pembangunan kedepannya.

Selain itu tingkat pendidikan masyarakat sangat memengaruhi partisipasi dalam pemilihan. Masyarakat dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih aktif dalam proses politik. Mereka cenderung memahami isu-isu politik dengan lebih baik, dan ini mendorong mereka untuk memilih dan terlibat dalam diskusi politik.

Akan tetapi masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah cenderung kurang aktif dalam proses politik, dan ini bisa mengarah pada perasaan ketidak pedulian dan ketidakpuasan terhadap pemerintah.

Dalam hal ini, kelompok pemuda merupakan pemilih terbanyak pada pilpres 2024. Kelompok pemuda (milenial) menjadi sasaran strategis melihat potensinya yang sangat besar hingga mencapai 56,45% atau sekitar 113 juta pemilih.

Salah satu kelompok pemilih muda adalah mahasiswa. Opini dan preferensi mahasiswa menjadi sentral karena tingkat literasi dan perhatian mereka pada isu-isu publik dan dinamika politik bisa berimplikasi pada sikap politik kelompok pemilih lain. Sehingga memahami preferensi politik kelompok mahasiswa dalam pemilu dan isu publik merupakan hal yang penting untuk dilakukan, karena pemegang suara terbanyak untuk pemilu 2024 dipegang oleh kelompok pemuda (milenial).

Oleh karena itu, para calon Presiden dituntut untuk kritis dan rasional dalam menyampaikan janji-janji politiknya, karena masyarakat pemilih didominasi oleh kelompok pemuda (milenial) yang lebih terdidik dan lebih baik dalam menilai calon-calon yang bersaing dalam Pilpres. Mereka akan cenderung lebih kritis dalam mengevaluasi janji-janji kandidat dan lebih mampu membedakan antara retorika politik dan rencana tindakankonkret. Dengan pemahaman masyarakat yang kuat tentang isu-isu politik, masyarakat lebih siap untuk berpartisipasi secara cerdas dalam proses pemilihan.

Kandidat Doktor Pendidikan MIPA, Minarni, S.Pd., M.Si

REFERENSI

https://news.detik.com/pemilu/d-6974647/survei-capres-poltracking-di-jabar-prabowo-442-anies-25-ganjar-218

POLGOV Fisipol UGM Sampaikan Rilis Hasil Survei Opini dan Preferensi Politik Mahasiswa Indonesia pada Pemilu 2024

https://news.republika.co.id/berita/rkes51409/perbedaan-latar-pendidikan-pemilih-anies-ganjar-dan-prabowo-berdasarkan-survei


Post Views: 134

Kepala LLDikti Wilayah II Soroti Pentingnya Mutu Pendidikan PT, Usai Kukuhkan 4 Guru Besar UBL

Bandar Lampung – Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah II Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc menyoroti pentingnya keberadaan Guru Besar bagi peningkatan mutu pendidikan di Perguruan Tinggi. Hal ini disampaikan saat hadir dalam pengukuhan 4 Guru Besar baru di Universitas Bandar Lampung (UBL) masing masing Prof. Dr. I Ketut Seregig, S.H., M.H untuk bidang Ilmu Hukum Pidana, Prof. Dr. Erlina B., S.H., M.H dan Prof. Dr. Tami Rusli, S.H., M.Hum untuk bidang Ilmu Hukum Bisnis serta Prof. Dr. Zainab Ompu J., S.H., M.H untuk bidang ilmu Sosilogi Hukum yang berlangsung gedung Mahligai Agung UBL, Kamis (12/10).

“Keberadaan Guru Besar memang sangat penting bagi peningkatan mutu pendidikan di Perguruan Tinggi. Ketika sebuah prodi sudah memiliki Guru Besar, prodi tersebut juga secara otomatis memiliki pengayom keilmuannya. Selain itu Guru besar juga merupakan sumber rujukan bagi bidangnya masing-masing. Semakin banyak Guru Besarnya maka akan semakin banyak variasi sumber ilmu yang dimiliki serta semakin memudahkan dalam mencari sumber rujukan ketika ingin memecahkan suatu permasalahan,” katanya.

“Ada 4 Provinsi di bawah naungan LLDikti Wilayah II yang meliputi Sumatera Bagian Selatan, Lampung, Bengkulu dan Bangka Belitung dengan total dosen lebih dari 9 ribu orang. Dari jumlah tersebut baru 40 orang yang menjadi Guru Besar. Jika dibanding dengan Pulau Jawa, jumlah itu masih jauh. Sebagai contoh, di Bandung PTS-nya sudah memiliki sebanyak 300 Guru Besar. Jogjakarta sekitar 120 Guru Besar, dan Semarang sekitar 200 Guru Besar. Tapi untuk di luar Pulau Jawa, jumlah kita masih relatif standar,” tambahnya.

Untuk menambah jumlah Guru Besar di lingkungan LKDikti Wilayah II, pihaknya kini menerapkan program percepatan Guru Besar. Dimana harus ada minimal 10 Guru Besar baru yang dikukuhkan setiap tahunnya. “Ketika saya dilantik tahun 2022 lalu, kita punya program percepatan Guru Besar. Sehingga setiap tahun kita targetkan harus ada 10 Guru Besar yang dikukuhkan. Alhamdulillah, itu sudah terlewati. Tahun lalu kita punya 28 Guru Besar, tahun ini kita punya 40 Guru Besar,” tandasnya.


Pimpinan UMJ Ikuti Sosialisasi Program Pendanaan Pendidikan Danacita

Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) berupaya memberikan alternatif solusi bagi mahasiswa dalam hal pembiayaan pendidikan melalui kerja sama dengan PT Inclusive Finance Group yaitu Danacita. Rencana tindak lanjut program kerja sama berupa Pendanaan, Pendidikan dan Kegiatan Mahasiswa ini mulai disosialisasikan pada Kamis (12/10/2023).

Baca juga : Mahasiswi FKM UMJ Raih Pendanaan Bootcamp Studentpreneur MCEBI

Sosialisasi diikuti oleh pimpinan di lingkungan UMJ yang terdiri dari Dekan, Wakil Dekan, dan Kepala Biro di Ruang Sidang Lantai 1 Gedung Rektorat Lama. Pimpinan di lingkungan UMJ menyimak pemaparan tentang profil mitra dan program pembiayaan pendidikan yang disediakan atas kerja sama UMJ dan PT Inclusive Finance Group.

Melalui Danacita, mahasiswa dapat mengatur keuangan pendidikan dengan angsuran bulanan dengan dua pilihan jangka waktu yaitu 6 bulan dan 12 bulan. Wakil Rektor II UMJ Dr. Ir. Mutmainah, MM., menyampaikan bahwa sosialisasi bagi pimpinan di lingkungan UMJ ini adalah tahapan pertama dan akan dilakukan sosialisasi lanjutan ditingkat Ketua Program Studi, mahasiswa dan orang tua mahasiswa. “Program ini disediakan agar ada solusi mengenai pembiayaan perkuliahan. Jadi kami berusaha memberikan solusi dan alternatif bahwa ada pihak ketiga yaitu Danacita yang dapat membantu menyediakan pembiayaan pendidikan sehingga aktivitas perkuliahan dapat berjalan lancar,” kata Mutmainah.

Pimpinan di lingkungan UMJ menyimak sosialisasi oleh jajaran pimpinan dan staf Danacita di Ruang Sidang Lantai 1 Gedung Rektorat Lama, Kamis (12/10/2023).

Lebih lanjut, Mutmainah berharap dan menegaskan agar program ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa pada kondisi darurat bukan digunakan untuk keperluan konsumtif. Dalam hal ini UMJ tidak hanya menjembatani mahasiswa dengan Danacita melalui kerja sama tapi juga memberikan subsidi pembiayaan.

Ketty Lie, Co. Founder Danacita hadir dan mengapresiasi UMJ yang memberikan subsidi pada pelayanan pembiayaan pendidikan. Dalam hal ini, atas kerja sama yang dilakukan, UMJ memberikan subsidi bagi mahasiswa yang memanfaatkan fasilitas program pembiayaan pendidikan Danacita. “Kami hadir menyediakan bantuan dan solusi dalam hal pembiayaan pendidikan. Harapannya hari ini kita bisa segera launching terutama pada mahasiswa. Jangan sampai kampus maupun mahasiswa terkendala terkait keuangan selama kegiatan perkuliahan,” kata Ketty Lie, Co. Founder Danacita saat menyampaikan sambutan.

Danacita sebagai perusahaan yang bergerak di bidang fintech hanya menyediakan pembiayaan pendidikan. Sejak awal berdiri pada 2018 hingga sekarang, Danacita telah bermitra dengan lebih dari 100 lembaga pendidikan di Indonesia.

“Kami bertujuan memberikan alternatif pembiayaan bagi mahasiswa melalui kerja sama dengan pihak kampus UMJ. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat membayar biaya kuliah secara  bulanan dengan lebih terjangkau dan membantu kampus mengelola keuangan,” kata Alfonsus Dwianto Wibowo, Direktur Utama Danacita saat dimintai keterangan seusai sosialisasi.

Pimpinan di lingkungan UMJ merespon baik program pembiayaan pendidikan yang difasilitasi UMJ dan Danacita. Sosialisasi sangat interaktif dengan adanya diskusi dan dialog antara Danacita dan para pimpinan di lingkungan UMJ. Turut hadir Wakil Rektor III Dr. Rini Fatma Kartika, MH., dan Wakil Rektor IV Dr. Septa Candra, MH.

Editor : Dian Fauzalia


12

Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah UNJA Raih Juara 3 Lomba Esai History Fair Nasional


JAMBI,- Lia Anggini mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (UNJA) angkatan 2022, berhasil meraih juara 3 Lomba Esai pada ajang Lomba History Fair Nasional yang selenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sriwijaya secara daring, pada 29-30 September 2023.

Dari 30 peserta yang ikut serta dalam lomba tersebut, Lia berhasil meraih juara 3 dan menerima uang pembinaan serta sertifikat sebagai apresiasi dari perlombaan tersebut.

Dengan semangat dan kegigihan dalam mengikuti lomba esai ini, Lia melakukan persiapan dengan menggali literatur yang sesuai dengan judul yang akan di usungnya dan terus berlatih menulis esai.

Lia mengungkapkan harapan serta motivasinya yang pantang menyerah meski beberapa kali belum berhasil, serta harapannya untuk ke depan dalam ajang lomba penulisan karya ilmiah lainnya.

“Motivasi saya mengikuti lomba penulisan esai ini, karena beberapa kali mengikuti lomba esai dan belum berhasil jadi saya ingin mencoba lagi. Harapan saya ke depannya ialah dapat mengikuti lebih banyak dan lebih baik lagi dalam perlombaan penulisan karya ilmiah lainnya,” ungkapnya.

Kaprodi Pendidikan Sejarah FKIP UNJA, Drs Budi Purnomo, M.Hum., M.Pd. mengungkapkan rasa bangga dan harapanya terhadap Lia.

“Semoga dapat memotivasi dan memberi inspirasi mahasiswa yang lain untuk mengikuti event atau lomba yang dapat memberikan kontribusi pada Universitas Jambi. Teruntuk Lia Anggini teruslah meningkatkan diri dalam mengikuti event-event selanjutnya dan memperoleh hasil yang maksimal,” ujar beliau.

Dimas Anugrah Adiyadmo / Kaka / HUMAS


Post Views: 21



Jelang Pemilu, Prodi PPKN UNJA Gelar Kuliah Umum Pendidikan Politik Pemilih Pemula

MENDALO,- Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Jambi (UNJA) menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Pendidikan Politik untuk Menciptakan Generasi Cerdas Pemilih Pemula pada Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNJA”. Diselenggarakan di Ruang Aula Rektorat UNJA Mendalo pada Senin (18/09/23).

Kuliah umum tersebut dihadiri oleh Dekan FKIP yang diwakili oleh Wadek Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Supian Ramli, S.Ag., M.Ag.; Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Dr. Rosmiati, S.Pd., M.Pd.; dan Kaprodi PPKN, Dr. M. Salam, M.Si.

Kegiatan ini menghadirkan pemateri dari Universitas Pendidikan Indonesia, yaitu Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.

Ketua Pelaksana Kegiatan, Hendra, M.Pd., melaporkan bahwa kegitan kuliah umum dihadiri sebanyak 570 peserta secara hybrid, baik via Zoom Meeting dan luring. Beliau juga menjelaskan tujuan dari penyelenggaraan kuliah umum ini.

“Pendidikan politik bagi pemilih pemula bertujuan untuk menambah pengetahuan mereka tentang politik sehingga di tahun politik mendatang ini mahasiswa atau pemilih pemula melek terhadap politik yang ada di Indonesia,” ujar beliau.

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si., menjelaskan pentingnya pendidikan politik bagi pemilih pemula serta mengungkapkan antusias mahasiswa terhadap politik terlihat pada sesi tanya jawab berlangsung yang mengartikan tingginya kepedulian mahasiswa selaku pemilih pemula untuk politik yang ada.

“Pemilih pemula itu bukan jumlah tetapi secara teori lebih kritis, independen, serta punya kepedulian yang meningkat dibanding generasi sebelumnya karena pemilih pemula hari ini adalah mereka yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang lebih demokratif. Kemudian pendidikan yang lebih partisipatif, dikelilingi oleh media digital yang menuntut kreativitas. Selaku pemilih pemula, harus menggali pengetahuan terhadap politik yang ada,” jelas beliau.

Kulih umum ini merupakan langkah penting untuk menguatkan pengetahuan pemilih pemula terhadap politik dan menjadi pemilih pemula yang cerdas dalam pesta politik mendatang.

Dimas Anugrah Adiyadmo / Kaka / Asmah / HUMAS


Post Views: 23