Tag: FPIK

Kuliah Umum Kelautan FPIK : Lima Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan Berbasis Ekonomi Biru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI terus mensosialisasikan dan berkomitmen untuk mengimplementasikan kebijakan ekonomi biru atau pengelolaan laut yang berkelanjutan di Indonesia melalui lima program prioritas utama.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Riset Kelautan/Plt Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dr. Hendra Yusran Siry, S.Pi, M.Sc saat memberikan kuliah umum dihadapan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, di ruang sidang Dekan FPIK Kampus 1 Universitas Bung Hatta, Jumat,1/12/2023.

Disampaikan Hendra, arah kebijakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan bebasis ekonomi biru tersebut mencakup perluasan kawasan konservasi laut, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pembangunan perikanan budidaya ramah lingkungan, pengelolaan dan pengawasan pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan, serta penanganan sampah plastik di laut.

Disebutkan, kelima program prioritas utama tersebut diperkuat dengan penguatan daya saing hasil kelautan dan perikanan yang didukung dengan peningkatan mutu untuk tingkatkan konsumsi domestik dan ekspor; penguatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan terintegrasi yang diperkuat dengan teknologi satelit, serta peningkatan kapasitas SDM untuk pengembangan usaha kelautan dan perikanan.

Kuliah umum yang diikuti oleh puluhan mahasiswa FPIK-UBH tersebut dimoderatori oleh Dr.Harfiandri Damanhuri dosen FPIK-UBH juga di hadiri oleh Kepala BPSPL Padang, Fajar Kurniawan, S.T, M.A.P., M.MG., Kepala Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir, Rizki Anggoro Adi, S.T dan dosen-dosen di lingkungan FPIK serta undangan lainnya ditutup Hendra dengan kesimpulan antara lain, bahwa pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia harus menempatkan ekologi sebagai panglima yang harus dijaga untuk masa depan anak cucu kita serta akan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Penerapan kebijakan ekonomi biru yang konsisten akan melindungi laut dan memberi ruang hidup bagi sumber daya hayati di laut, pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai sumber pangan serta memberi manfaat ekonomi secara berkelanjutan dan menjadi episentrum serapan karbon dunia, yang berkontibusi pada keberlangsungan hidup manusia dan pencegahan perubahan iklim global serta menjadikan produk perikanan Indonesia menjadi juara di pasal global, yang berdaya saing tinggi dan diproduksi melalui cara-cara yang ramah lingkungan.

Disimpulkan juga, bahwa ekonomi biru memerlukan aplikasi pengetahuan, dukungan teknologi dan inovasi tepat guna, yang tidak hanya mampu untuk memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan, tetapi juga lebih nyata dalam inovasi sistem produksi. Perguruan Tinggi berperan besar dalam mewujudkan potensi ekonomi biru Indonesia, terutama melalui pendidikan, pengabdian masyarakat, riset dan inovasi dalam pengelolaan sumber daya maritim yang berkelanjutan.

Sebelum kuliah umum, ditandatangani juga perjanjian kerjasama antara Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Ir. Yusra, M.Si dengan Kepala Pusat Riset Kelautan/Plt Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr. Hendra Yusran Siry, S.Pi, M.Sc.

Rruang lingkup kerjasama yang disepakati meliputi antara lain peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kelautan, pengembangan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka Tri Dharma Perguruan Tingg dan pemanfaatan sarana prasarana serta berbagi pakai informasi dan pengetahuan.(*Indrawadi)

Perkuat Riset, FPIK Unpad Jajaki Kolaborasi Dengan FPIK Universitas Bung Hatta.

Tim dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran jajaki kolaborasi riset dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta. Ketua Pusat Kolaborasi Riset dan Industri Biomaterial Kelautan Unpad dan rombongan disambut Wakil Rektor I Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Hendra Suherman, S.T., M.T., Dekan Fakutas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Ir. Yusra, M.Si dan jajaran di ruang sidang Rektor Uiversitas Bung Hatta, Kamis, 30/11/2023.

Dalam paparannya, Ketua Pusat Kolaborasi Riset Biomaterial Kelautan Unpad , Dr. Emma Rochima, S.Pi.,M.Si mengatakan, untuk mendorong penciptaan dan peningkatan nilai tambah agar dapat menghasilkan produk yang berdaya saing internasional, perlu adanya konsolidasi kelembagaan riset dalam rangka efisiensi dan efektivitas sumber daya manusia, infrastruktur, anggaran untuk iptek.

Disebutkan juga, bahwa kolaborasi dan sinergi dalam pengembangan riset, perlu dilakukan antar lembaga multi disiplin sehingga akan meningkatkan kualitas hasil riset dan inovasi baik berupa capaian akademik maupun manfaat lainnya bagi masyarakat.

Disampaikan juga dalam kesempatan itu berfokus dalam riset dan pengembagan produk dalam upaya menjembatani informasi antara industri dengan Pusat Kolaborasi Riset mengenai kebutuhan pasar dan pengembangan produk berbasis hasil kelautan.

Wakil Rektor I Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Hendra Suherman, S.T., M.T., menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada tim dari Unpad yang telah memilih Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta sebagai salah satu untuk berkolaborasi dalam riset dan mengembangkan produk-produk berbasis kelautan.

Disebutkan juga, bahwa kolaborasi riset antara Unpad dengan Universitas Bung Hatta serta industri, diharapkan mampu menjadi wadah kegiatan riset dan inovasi pengembangan bahan yang ramah lingkungan, dan menghasilkan produk skala industri maupun mendorong nilai tambah produk yang dihasilkan.

Acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan fokus mendiskusikan produk dan bahan yang tersedia di Universitas Bung Hatta dan umumnya di Sumatera Barat, dan diakhiri dengan foto bersama.(*Indrawadi).

PENDIKAR FPIK Universitas Bung Hatta Gelar Aksi Bersih Pantai Bung Hatta

Puluhan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta gelar aksi bersih sampah,khususnya sampah-sampah plastik di pantai kampus Universitas Bung Hatta yang keberadaanya persis dibelakang gedung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Kampus 1 Universitas Bung Hatta Ulak Karang, Jumat,17/11/2023.

Dekan FPIK Prof. Dr. Ir. Yusra, M.Si yang memimpin langsung kegiatan tersebut menyebutkan, bahwa aksi yang digelar mahasiswa tersebut merupakan bagian dari program Pendidikan Karakter (PENDIKAR) bagi mahasiswa baru Universitas Bung Hatta.

Dijelaskan Dekan aksi itu juga merupakan praktek dari religius, jujur dan bersih, ia berharap dengan aksi tersebut selain menjaga kebersihan lingkungan sendiri, kebersihan itu dimulai dari rumah, khususnya sampah-sampah plastik agar dipilah terlebih dahulu dan didaur ulang.

Dekan juga berharap, aksi tersebut dapat memberikan dampak yang besar untuk lingkungan sekitar. Sehingga peran mahasiswa sebagai garda terdepan bagi masyarakat dapat terus digalakkan.

“Dari kegiatan ini diharapkan kampus Universitas Bung Hatta bisa menjadi salah satu tempat wisata yang bersih dan nyaman bagi pengunjungnya serta membuka pikiran masyarakat untuk senantiasa mencintai lingkungan dengan tidak membuang sampah ke laut dan melakukan kebersihan pada lingkungan.,” pungkasnya penuh harap.

Indri Fitria salah seorang mahasiswa angkatan 23 dalam aksi tersebut menyebutkan bahwa ia merasa resah dengan banyak sampah-sampah plastik yang bertebaran. Menurutnya sampah-sampah plastik itu butuh waktu yang sangat lama dan sangat sulit untuk terurai. Sampah plastik yang masuk ke perairan akan berubah menjadi ukuran-ukuran kecil akibat arus dan gelombang, yang sering disebut dengan mikroplastik. Mikroplastik tersebut akan masuk kedalam tubuh ikan. Apabila ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia, secara tidak langsung kita sudah memakan plastik.

Ia juga berharap agar sampah-sampah tersebut dipilah terlebih dahulu sebelum dibuang, dan jangan dibuang sembarangan, agar pantai juga terjaga kebersihannya.

Upaya dilakukan untuk menjaga kebersihan sekaligus mengurangi sampah plastik di sekitar pantai kampus Universitas Bung Hatta tersebut, berhasil mengumpulkan tak kurang dari 20 kantong-kantong plastik yang telah disediakan, untuk selanjutnya dipilah dan dikumpulkan ke tempat pembuangan sementara.

Mahasiswa juga diberikan tugas untuk mengolah sampah organik (plastik dan kayu) untuk bisa dijadikan barang yang bernilai ekonomi, misalnya ecobrick, pigura, bunga dan lain sebagainya.(*Indrawadi).