Tag: Perempuan

Peringati Hari Ibu, PSGA UMJ Refleksikan Peran Perempuan dari Berbagai Perspektif


29

Dalam rangka memperingati hari ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember 2023, Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Muhammadiyah Jakarta (PSGA UMJ) merefleksikan peran perempuan dalam ketahanan keluarga dari berbagai perspektif melalui webinar bertajuk Peranan Perempuan dalam Ketahanan Keluarga, Rabu, (20/12/2023).

Baca juga : Webinar PSGA UMJ Teladani Sosok Perempuan Perawi Hadis

Peringatan hari ibu bukan hanya dimaknai sebagai perayaan, tetapi juga bagaimana peran perempuan dalam keluarga. Ibu merupakan sosok yang memiliki peran penting di dalam keluarga, oleh karenanya perlu ada peran perempuan-perempuan yang berkualitas dalam membentuk sebuah ketahanan keluarga yang baik. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur PSGA UMJ, yang juga menjabat sebagai dosen Fakultas Agama Islam UMJ, Dr. Oneng Nurul Bariyah, M.Ag., dalam sambutannya sekaligus membuka acara.

Diskusi yang digelar secara hybrid ini menghadirkan lima narasumber yang berkompeten di bidangnya. Dalam kesempatan itu, Wakil rektor III Universitas Muhammadiyah Cirebon, Dr. Wiwi Hartati, S.Kom, M.Si.,sebagai narasumber pertama menyampaikan peran ibu dalam ketahanan pangan keluarga dari perspektif pendidikan. Wanita yang berperan sebagai ibu dalam keluarga tentu memiliki peran sebagai pendidik yang amat penting dalam menciptakan ketahanan keluarga. Tanpa dukungan wanita melalui pendidikan karakter yang mereka ajarkan kepada anak-anaknya, maka kaum lelaki atau suami bisa jadi tidak memiliki kekuatan yang memadai untuk menciptakan keluarga yang sejahtera.

Secara operasional sejahtera umumnya ketahanan keluarga dapat tercipta apabila keluarga yang bersangkutan menjalani 8 fungsi keluarga, yang salah satunya pendidikan. Penguatan ketahanan keluarga dapat diperoleh melalui pendidikan karakter yang meningkatkan kualitas agama, moral, dan mempersiapkan kehidupan untuk bersosialisasi di masyarakat luas.

Dosen Fakultas Pertanian UMJ, Dr. Rita Tri Puspitasari, M.Si., yang menyampaikan peran ibu dalam perspektif lingkungan menjelaskan beragam jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai ketahanan masyarakat. Diantaranya tanaman tersebut adalah tanaman Soko yang dapat mendekomposisi zat formaldehida yang berasal dari asap rokok, tanaman Mahoni yang dapat dimanfaatkan untuk lingkungan karena mengurangi polusi udara sekitar 47%,  pohon beringin yang efektif menyejukkan lingkungan karena banyak oksigen, dan jenis tanaman lainnya.

Sebagai narasumber ketiga, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMJ, Dr. Nuraini, MM., menyampaikan perspektifnya dari segi ekonomi. “Bagi saya ibu adalah seorang manajer yang handal. Perempuan diberikan kelebihan untuk bisa mengandung, melahirkan, memelihara, dan mendidik calon manusia,” Ungkapnya.

Di dalam islam perempuan tidak dilarang untuk bekerja. Perempuan berhak untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi dan kemampuan yang ada di dalam dirinya, namun juga harus memerhatikan beberapa hal, salah satunya mengatur waktu antara bekerja dengan keluarga.

Nuraini juga menjelaskan peran strategis 85% aktivitas belanja keluarga di pegang oleh perempuan. Lebih lanjut Nuraini menyebutkan lima peran wanita dalam mengelola keuangan diantaranya menentukan tujuan keuangan, membuat pos keuangan, memilih produk keuangan sesuai kebutuhan, dan bijak dalam berhutang dan berinvestasi.

Dilanjutkan oleh narasumber keempat, Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan UMJ, Ns. Lily Herlinah, M.Kep. Sp. Kep. Kom., yang menyampaikan perspektifnya dari perawatan dan kesehatan. “Dalam generasi Z saat ini peran keluarga sangat dibutuhkan,” Ujar Lily. Keluarga merupakan pilar suatu bangsa sebagai unit sosial ekonomi terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi masyarakat.

Keluarga memiliki lima tugas kesehatan yakni keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mampu mengambil keputusan, memberikan perawatan sederhana di rumah, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Terakhir Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UMJ, Dr. Siti Riptifah Trihandari, M.Kes., yang menyampaikan perspektifnya dari kesehatan gizi. Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat kimia yang diperlukan untuk tumbuh, berkembang, dan menjaga kesehatan. Siti mengatakan pedoman gizi seimbang pada makanan prinsipnya adalah karbohidrat, vitamin, mineral, dan lauk.  Dalam hal ini ibu memiliki peranan penting dalam menyikapi pangan keluarga, yaitu memilih makanan dengan gizi seimbang.

Editor : Dian Fauzalia

Webinar PSGA UMJ Teladani Sosok Perempuan Perawi Hadis

Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Muhammadiyah Jakarta (PSGA UMJ) gelar webinar bertajuk Islam, Perempuan, dan Peradaban, Kamis (21/09/2023). Menghadirkan Dr. Nahlah Shabry El-Siedy, Dekan Fakultas Studi Islam Universitas Al-Azhar Mesir, webinar berlangsung sangat interaktif membahas sosok perempuan perawi hadis.

Baca juga : PSGA UMJ Gelar Kajian Keilmuan Perempuan di Bulan Ramadan

Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., mengapresiasi webinar yang mengangkat tema perempuan tersebut. “Islam itu agama pembebas perempuan. Semoga seminar ini dapat menghasilkan pandangan baru tentang Perempuan,” ungkapnya.

Ma’mun juga mengatakan bahwa tokoh perempuan Islam lainnya seperti Khodijah, Aisyah, dan Fatimah adalah sederet nama yang mewarnai perkembangan Islam pada masa itu. Menurutnya Islam adalah satu-satunya agama yang memiliki posisi tegas soal perempuan karena aturan yang dijelaskan Al-Qur’an soal pembagian zakat, waris, dan poligami menunjukkan tingginya derajat perempuan.

Para peserta sangat antusias berdiskusi dengan Dr. Nahlah Shabry El-Siedy yang membahas riwayat hidup Karimah Al-Marwaziyyah Ummul Kiram r.a.

Karimah Marwaziyyah dijuluki sebagai amirul mukminin fil hadis. Sifat jujur, amanah, dan ’adalah (kepatutan) melekat di pribadinya sejak dini. Ini mengundang kepercayaan para ulama untuk menimba ilmu pada perempuan berjuluk Ummul Kiram (ibu orang-orang mulia).

Karimah merupakan sosok perempuan perawi (sanad) otoritatif dari shahih Bukhari. Sanadnya ke Bukhari ia peroleh dari Abu Haitsam al-Kusymahani, Dhahir Ibnu Ahmad Assarkhasi, dan Abdullah Ibnu Yusuf bin Bamuwaih as-Ashbahani.

Sejarawan ad-Dzahabi menggambarkan Karimah sebagai sosok perempuan agung, ahli ilmu, dan mempunyai sanad hadis yang berkualitas. Karimah seorang figur yang produktif berkarya. Karya tulis yang dihasilkan sepanjang hidupnya mencapai 100 kitab.

Karimah merupakan sosok yang sangat mencintai ilmu. Riwayat menyebut ia memilih lajang hingga akhir hayat karena kesibukannya mendalami dan mencintai ilmu. Hal ini terbukti dengan ketinggian ilmu yang dimilikinya dan menempatkannya sebagai ahli hadis perempuan.

Perempuan muliah ini wafat di Mekkah 463 H pada usia 100 tahun. Dikisahkan pula Karimah tidak pernah membedakan jenis kelamin dan menerima siapa pun yang hendak belajar kepadanya. Beberapa ulama besar yang belajar di antaranya Hafizd Abu Bakar al-Khatib al-Baghdadi pengarang kitab sejarah ternama Tarikh Baghdad.

Abu Dzar, pakar hadis dari Harrah menyarankan muridnya agar hanya mengambil riwayat Bukhari dari Karimah. Dari kisah itu, dapat diambil kesimpulan bahwa seorang perempuan hendaknya meneladani karakter unggul yang ada dalam diri Karimah. Perempuan dapat menjadi suluh peradaban.

Editor : Budiman


18

LPPA PWA DKI Jakarta Bahas Peran Perempuan Dalam Politik

Sekretaris Jendral Partai Perindo Ahmad Rofiq, menyebut posisi perempuan strategis dalam pembangunan politik. Jumlah pemilih perempuan lebih banyak dibandingkan dengan pemilih laki-laki. Hal tersebut disampaikan saat memaparkan materi dalam Diskusi Publik Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Aula Hotel Alia Cikini secara hybrid, Rabu (27/9/23).

Baca juga : PWM DKI Jakarta: Warga Muhammadiyah Tidak Boleh Apatis

“Dalam survei Litbang Kompas, potensi suara perempuan sangat banyak dibanding laki-laki. Perempuan sangat strategis dalam politik, tentu dalam hal suara. Untuk itu, partisipasi perempuan ke depan dalam politik sangat penting. Hal itu terlihat dengan data bahwa dengan tujuh puluh dua persen memilih, dan sisanya golput,” pungkas Rofiq

Selain itu, Rofiq menjelaskan posisi perempuan dalam politik tidak ideal. Keterwakilan perempuan dalam politik dianggap sebagai pelengkap, komoditas politik, dan hanya sedikit perempuan yang berpolitik.

Berbeda dengan hari pertama, diskusi kali ini membahas tentang peran dan kepemimpinan dalam politik. Narasumber hari kedua ini diisi oleh Sekjend Perindo, Ahmad Rofiq, Ketua Divisi Kajian LPPA Dr. Endang Sulastri, M.Si., Ketua LPPA PP ‘Aisyiyah Prof. Dr. Syamsiyatun., dan Dimoderasi oleh Anggota LPPA PWA DKI Jakarta, Dr. Tria Patrianti, M.I.Kom.

Menurut Rofiq sebagai pemilih potensial, arah referensi politik perempuan akan mempengaruhi elektabilitas suara calon maupun partai politik. Oleh karenanya ia mendorong ‘Aisyiyah menjadi gerbang terdepan untuk meningkatkan keterwakilan perempuan. Nantinya, akan ada perubahan yang sejalan dengan misi ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah.

“Ini menjadi sebuah kesempatan untuk melakukan perubahan yang siginifikan dalam politik. Dalam politik, jangan hanya berbicara dalam konteks teoritik. Tetapi, kita harus ikut telibat aktif sehingga bisa mewujudkan perubahan itu,” ungkap Rofiq

Ketua Divisi Kajian LPPA PWA DKI Jakarta Dr. Endang Sulastri, menyampaikan bahwa dalam sistem demokrasi, kedaulatan politik berada di tangan rakyat. Untuk merealisasikan kedaulatan rakyat diperlukan perwakilan politik yang dibentuk melalui pemilihan umum (Pemilu). Untuk itu, penting untuk membahas strategi dan optimalisasi kader ‘Aisyiyah dalam pemilu serentak mendatang.

Lebih lanjut, Ia menyoroti bagaimana diskusi sebelumnya, kebijakan Pimpinan Wilayah Muhamammadiyah (PWM) DKI Jakarta mengenai diaspora kader dalam politik. Endang berharap pembahasan ini bisa menjadi komitmen bahwa kader “Aisyiyah siap untuk terlibat aktif dalam politik.

Selain itu, Endang yang juga dikenal sebagai dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), menjelaskan bagaimana mengoptimalisasi peran kader ‘Aisyiyah dalam pemilu. Optimalisasi peran itu dimulai dari sebagai pemilih, terlibat dalam penyelenggaraan pemilu, pemantau, saksi, ataupun relawan.

“Mari kita siapkan ‘Aisyiyah ini, jangan sampai tertinggal. Kita mulai identifikasi siapa yang mengisi peran-peran itu,” ungkap Endang.

Setelah membahas tentang keterlibatan perempuan, Ketua LPPA PP ‘Aisyiyah Prof. Dr. Syamsiyatun membahas secara khusus tantangan kepemimpinan perempuan dalam politik. Syamsiyatun menjelaskan bagaimana mewujudkan kepemimpinan profetik perempuan.

“Manhaj (metode) Muhammadiyah meniscayakan aktivasi dari berbagai nalar dalam memahami dan mengimplementasikan ajaran Islam yang diajarkan Nabi dalam konteks kepemimpinan,” tutur Syamsiatun.

Selain itu, Syamsidar juga menyampaikan bahwa ‘Aisyiyah perlu terlibat dalam politik, baik itu formal ataupun non formal dengan landasan kepemimpinan profetik. Dalam hal kepemimpinan organisasi, ‘Aisyiyah perlu mensinergikan berbagai kepemimpinan perempuan di berbagai ranah untuk mencapai tujuan bersama.

Terakhir, ia mengajak untuk menilik kembali sejauh mana ‘Aisyiyah berperan dalam menginternalisasi nilai-nilai profetik yang dirumuskan, cakupan dalam mengaktifkan kepemimpinan, serta ketangguhan dalam menghadapi tantangan.

Dalam sesi lain, Hesti kader Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Jakarta Timur, mendukung kegiatan program yang diselenggarakan oleh LPPA PWA DKI Jakarta. Diskusi publik ini bisa menjadi acuan oleh PDA dalam menyambut pesta demokrasi 2024.

“Ini bisa menjadi acuan bagi kami PDA Jakarta Timur dan pengurus ‘Aisyiyah di wilayah lainnya. Harapannya, ini bisa ditularkan ke daerah masing-masing di wilayah DKI Jakarta. Apalagi menjadi ajang menyambut pesta demokrasi yang akan datang, ” pungkas Hesti ditemui disela-sela kegiatan diskusi publik.

Diskusi kali ini menghasilkan Rencana Tindak Lanjut yang akan dikerjakan oleh PWA yakni membuat materi tentang sosialiasi pemilu disebarkan ke seluruh ranting, pemetaan pemilih, identifikasi kader-kader ‘Aisyiyah untuk menjadi penyelenggara pemilu ditingkat bawah, penguatan kapasitas untuk penyelenggara pemilu, melakukan pendaftaran sebagai pemantau pemilu, dan mendirikan sekolah kader perempuan.

Editor : Dian Fauzalia


17

Wujudkan Perempuan Berkemajuan, LPPA PWA DKI Jakarta Bahas Pemilu Berkeadaban –

Lembaga Penelitian dan Pengembangan ”Aisyiyah (LPPA) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta selenggarakan Diskusi Publik dengan tajuk Pemilu Berkeadaban Menuju Demokrasi Yang Lebih Baik di Aula Hotel Alia Cikini secara hybrid, Senin dan Rabu (25-27/9/23).

Penyelenggaraan Diskusi Publik ini sebagai bentuk komitmen ‘Aisyiyah yang tertuang dalam risalah perempuan berkemajuan. Risalah tersebut merupakan hasil dari Muktamar ke-48, yang mengharuskan ‘Aisyiyah untuk ikut berperan aktif membantu menyelesaikan masalah kebangsaan dalam hal ini tentang masalah kepemiluan dalam menyongsong pemilu 2024. Hal itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah DKI Jakarta Drs. Hj. Elo Albugis, M.Ag., saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara.

Baca juga : Camat Senen Dukung PWA DKI Jakarta Turunkan Angka Stunting

Hal senada disampaikan Wakil Rektor II sekaligus Ketua Pelaksana Acara, Dr. Ir. Mutmainah, MM., sebagai organisasi perempuan terbesar ‘Aisyiyah memiliki komitmen untuk berperan aktif dan mendorong keterlibatan perempuan dalam semua aspek kehidupan terutama politik.

“Keterlibatan perempuan dalam proses politik sangat penting. ‘Aisyiyah berkomitmen untuk terus mendorong keterlibatan perempuan, sesuai dengan tagline ‘Aisyiyah perempuan berkemajuan yakni ikut terlibat dalam aspek ekonomi, politik, sosial, dan budaya,” ungkap Mutmainah.

Universitas Muhamamdiyah Jakarta (UMJ) memiliki keterlibatan dalam acara diskusi publik dengan pimpinan, dosen, dan alumni menjadi pelaksana dan pembicara pada kegiatan tersebut. Antara lain, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, Prof. Dr. Agus Suradika, M.P.d., Rektor UMJ, Prof. Dr. Ma’mun Murod, S.Sos., M.Si., Wakil Rektor II, Dr. Ir. Mutmainah, MM., Wakil Ketua Divisi Kajian LPPA PWA DKI Jakarta, Dr. Endang Sulastri, M.si., Anggota KPU DKI Jakarta, Dody Wijaya S.sos., dan Ketua Prodi MIPOL FISIP UMJ Dr. Lusi Andriyani, M.Si.

Pandangan tentang peran Muhammadiyah terhadap politik mengemuka diawal diskusi publik. Menurut, Wakil PWM DKI Jakarta yang juga dikenal sebagai Guru Besar UMJ, Prof. Agus Suradika, keterlibatan Muhammadiyah dalam politik adalah sebuah keniscayaan. Muhammadiyah perlu ikut ambil bagian dan tidak boleh apatis terhadap politik.

Lebih lanjut, Agus menyoroti tentang bagaimana kader Muhammadiyah perlu berdiaspora dalam politik. Hal ini sebagai bentuk dukungan untuk mewujudkan cita-cita Muhammadiyah dalam membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
“Biarkan kader menyebar ke berbagai partai politik, dengan harapan membawa nilai-nilai perjuangan amar ma’ruf nahi munkar sesuai ajaran Muhammadiyah,” pungkas Agus.

Pada kesempatan yang sama, Rektor UMJ, Prof. Dr. Ma’mun Murod, S.Sos., M.Si., dalam paparannya mengatakan bahwa menjelang pemilihan umum banyak isu-isu politik strategis yang muncul menjelang pemilu. Ia memetakan mulai dari idependensi penyelenggara pemilu, netralitas lembaga survei, ongkos politik yang mahal, polarisasi politik, politik puritan, hoax, hingga politik identitas.

Dengan jejaring yang luas tentu Muhammadiyah dapat berperan aktif dalam politik. Ma’mun juga menyampaikan bahwa sikap Muhammadiyah dalam menghadapi kontestasi politik adalah independen aktif. “Organisasinya independen, tetapi warga muhammadiyah aktif. Jadi, Bapak atau Ibu semua harus aktif, jangan diam. Memang untuk saat ini politik kita terlihat maskulin walaupun ada keterlibatan tiga puluh persen untuk perempuan, namun wajahnya tetap maskulin. Harapannya dengan keterlibatan Ibu (‘Aisyiyah) di politik, nantinya bisa memperhalus politik kita,” jelas Mamun.

Tak kalah menarik, pembahasan diskusi publik juga menilik dari sisi keterlibatan perempuan. Hal itu disampaikan Ketua Divisi riset LPP PWA DKI Jakarta, Prof. Dr. Suswandari, M.Pd yang membahas tentang pentingnya Keterwakilan perempuan dalam lembaga politik. Ia menjelaskan bagaimana tantangan perempuan dalam kesetaraan politik, mulai dari hambatan struktural, institusiomal, dan kultural.

Tidak hanya itu, untuk menakar kesiapan pemilu, diskusi juga melibatkan dari sisi penyelenggara yakni alumni dari Ilmu Politik FISIP UMJ dan juga Anggota KPU DKI Jakarta 2023-2028, Doddy Wijaya, S.sos membahas tentang teknis penyelenggaraan pemilu dari tahapan, kampanye, dasar hukum, hingga masalah dan tantangan pemilu. Turut juga mengundang lembaga pemerhati pemilu, yang dihadiri langsung oleh Direktur Perludem, Khaerunissa Agustiani, ia mengupas bagaimana strategi kampanye caleg perempuan dalam menarik simpati Pemilih.

Kegiatan diskusi dihadiri Organisasi Otonom (Ortom) Wilayah DKI Jakarta. Diskusi Publik akan dilanjutkan pada Rabu mendatang.

Editor : Dian Fauzalia


7

Rektor Universitas Bung Hatta Lantik 3 Perempuan Ini, Sebagai Dekan Di Lingkungan Universitas Bung Hatta

Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Tafdil Husni, SE., MBA, melantik 3 orang perempuan sebagai Dekan dilingkungan Universitas Bung Hatta untuk masa bakti 2023-2027, yakni Prof.Dr.Yusra,M.Si sebagai Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, menggantikan Dr.Ir. Arlius,MS. Rektor juga melantik Diana Citra Hasan,M.Hum.,M.Ed.Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya serta Dr.Sanidjar Pebrihariati R,SH.,MH sebagai Dekan Fakultas Hukum menggantikan Dr.Uning Pratimaratri,SH.,M.Hum diruangan sidang rektor, kampus 1 Univeras Bung Hatta, Ulak Karang,22/9/2023.

Rektor memberikan ucapan selamat kepada yang baru dilantik dan memberikan apresiasi serta ucapan terima kasih kepada pejabat dekan sebelumnya yang telah besama-sama dalam membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan serta memajukan Universitas Bung Hatta.

Kepada Dekan yang baru, Rektor berharap dan menyampaikan, bahwa dengan kepemimpinan perempuan akan membawa perubahan ke yang lebih baik, dan akan tangguh menghadapi tantangan kedepan yang juga lebih berat. Disebutkan Rektor, bahwa dari 7 Fakultas yang ada di di lingkugan Universitas Bung Hatta, 6 orang Dekannya adalah perempuan, dengan dilantiknya 3 orang lagi pada hari ini.

Ketua Badan Pengurus Yayasan Pendidikan Bung Hatta Dr. Boy Yendra Tamin, S.H., M.H dalam sambutannya menyampaikan, bahwa kedepan para Dekan-dekan akan menghadapi tantangan yang lebih berat, namun dengan sentuhan-sentuhan keibuan dari dekan dan dengan kebersamaan, hal-hal demikian akan mudah dihadapi.

Ditambahkan Boy Yendra, selanjutnya juga harus bekerjasama degan semua pihak dalam membesarkan Universitas Bung Hatta.

Ia juga mengajak semua pihak untuk selalu kompak dalam memimpin kampus. “Sebagai tim, harus saling berbagi dan saling membesarkan dan harus solid”, imbuhnya lagi

Hadir diacara pelantikan tersebut Badan Pembina dan Badan Pengurus Yayasan Pendidikan Bung Hatta, pejabat struktural dilingkungan Univeritas Bung Hatta serta tamu undangan lainnya.(*indrawadi).

5 Program PKK Orwama UNJA Siap Bangun Desa, Salah Satunya Sekolah Perempuan Entrepreneur

MENDALO,- Universitas Jambi (UNJA) melaksanakan kegiatan ‘Pelepasan dan Pembekalan Mahasiswa Penerima PPK Ormawa’ di Ruang Rapat Senat, Gedung Rektorat UNJA Mendalo, pada hari Selasa (18/7/2023).

Sebanyak 5 kelompok yang terdiri dari 68 mahasiswa UNJA dinyatakan lolos PPK Ormawa yang didanai maksimal 40 juta Rupiah oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Diktiristek. 5 kelompok tersebut terdiri dari 3 fakultas, yaitu Faperta 2 kelompok, FKIP 2 kelompok, dan FKIK 1 kelompok.

PPK Ormawa sendiri merupakan program yang membangun kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) melalui berbagai proses dimana Perguruan Tinggi mempromosikan Ormawa dan diimplementasikan dalam program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.

Nantinya 5 kelompok PPK Ormawa tersebut akan melaksanakan programnya di 5 daerah berbeda, yaitu di Kelurahan Legok, Desa Kasang Pudak, Desa Serasah, Desa Teluk Kecamatan Pemayung, dan Kelurahan Mudung Laut.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Ir. Teja Kaswari, M.Sc., Lurah Mudung Laut, dan para Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni yang ada di lingkup UNJA.

Dalam acara pembekalan tersebut Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UNJA juga turut memberikan sosialisasi berupa edukasi dalam mencegah terjadinya kekerasan seksual bagi para mahasiswa yang akan melaksanakan praktek di lapangan.

Rincian program dari 5 kelompok PKK Ormawa tersebut antara lain:

  • Kelurahan Sehat: Program Penguatan Kesehatan Berbasis Literasi Kesehatan Sebagai Upaya Mengatasi Pernikahan Dini untuk Menekan Angka Stunting di Kelurahan Legok;
  • Rumah Srikandi: Sekolah Perempuan sebagai Upaya Pengembangan Entrepreneur Guna Menunjang Perekonomian Masyarakat Desa Kasang Pudak;
  • Implementasi Konsep “Zero Waste Production Management” Bidang Pertanian: Dari Pengolahan Limbah Sawit dan Pengomposan Limbah Ternak Serta Pemanfaatannya di Desa Serasah;
  • Pemberdayaan Masyarakat Melalui Produk Lokal Sebagai Eskalasi Ekonomi dengan Diversifikasi Olahan Kacang Tanah (Arachis Hypogae) di Desa Teluk Kecamatan Pemayung;
  • Pemberdayaan Rumah Pohon Kajanglako sebagai Program Pengembangan Seni dan Budaya Melayu Jambi, Kelurahan Mudung Laut Kota Jambi.

Ketua PPK Ormawa UNJA, Dr. Supian, S.Ag., M.A., berharap PPK Ormawa tahun ini bisa memberikan sesuatu yang bermakna dan lebih baik lagi.

“Alhamdulillah tahun ini ada 5 proposal mahasiswa kita yang lolos pendaan PPK Ormawa. Mudah-mudahan nanti insyaAllah bisa survive dan menjadi abdidaya. Contoh nyata karya PPK Ormawa yang dulu namanya PHP2D di Desa Kebun Nanas di Tangkit. Semoga tahun ini bisa menjadi lebih baik lagi dibandingkan yang sebelumnya,” tutur Dr. Supian.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Ir. Teja Kaswari, M.Sc., menyampaikan pesan pembekalan kepada para mahasiswa.

“Kegiatan ini adalah kegiatan yang diusulkan organisasi mahasiswa ke pusat, makanya harus dikawal betul pelaksanaan dan capaian target menjadi abdidaya. Kami titip betul kepada pemerintah desa untuk mengawal betul mahasiswa kami. Jangan sampai terjadi hal-hal yang negatif ditampilkan mahasiswa kita. Di Mudung Laut juga terkenal dengan daerah yang agamis, perhatikan betul bagaimana kehidupan bermasyarakat di sana. Satgas PPKS UNJA juga nanti mohon diberikan materi tentang PPKS kepada para mahasiswa,” ujar Dr. Teja.

Kegiatan pelepasan ditutup dengan pemasangan almamater kepada perwakilan mahasiswa sebagai seremoni simbolis.

Dimas Anugrah Adiyadmo / HUMAS


Post Views: 54


Keterlibatan Perempuan Sebagai Agen Perdamaian di ASEAN

Kehadiran perempuan dalam permasalahan kelompok ekstremisme kekerasan mulai marak sebagai pelaku. Permasalahan ini menciptakan upaya baru bagi Working Group on Women Preventing Countering Violent Extremism (WGWC) untuk memberlakukan perempuan sebagai agen perdamaian sehingga perempuan tidak hanya bertindak sebagai korban atau pelaku.

Kutipan di atas disampaikan oleh Dosen Prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ), Debbie Affianty, S.IP., M.Si., dalam acara Briefing Media Kongkow Bareng Masyarakat Sipil yang bertemakan Menuju Women, Peace and Security (WPS) High Level Meeting. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring, Minggu, (02/07/2023).

Baca juga : PRIF 2023 Angkat Tema Peran Perempuan di bidang Olahraga

“Pada acara side event ASEAN di Yogya nanti, kita akan sharing dengan teman-teman di Asia Tenggara tentang bagaimana keterlibatan perempuan yang dalam hal ini kita berupaya untuk mendorong mereka dalam sebuah kelompok. Bagaimana perempuan dan anak-anak dapat mengutarakan dan memperkaya lensa untuk mengidentifikasi tantangan yang ada di era modern ini sehingga dapat mencegah keterlibatan perempuan di dalam aksi-aksi terorisme,” ujar Debbie selaku Steering Commite WGWC.

Kegiatan Briefing Media dibuka oleh Direktur the Asian Muslim Action Network (AMAN), Ruby Khlolifah, yang menuturkan bahwa peristiwa kekerasan di Myanmar telah mengakibatkan banyak pelanggaran hak asasi manusia terutama untuk perempuan yang kerap menjadi sasaran kekerasan, pelecehan seksual, dan pemaksaan terkait konflik.

Oleh karenanya, menurut Ruby ASEAN harus memastikan setiap perjanjian di masa depan memasukkan komitmen yang terikat waktu dan terukur untuk membebaskan perempuan yang ditahan secara sewenang-wenang dan meminta pertanggungjawaban pelaku.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) akan menyelenggarakan Forum Tingkat Tinggi Perempuan, Perdamaian dan Keamanan (WPS High Level), pada tanggal 5-7 Juli 2023.

Forum ini bertujuan untuk meletakkan pondasi akuntabilitas dan mekanisme pada pelaksanaan Regional Plan of Action on Women, Peace and Security (RPA WPS), dengan memperkuat mekanisme monitoring dan evaluasi.

Menyambut pentingnya event WPS High Level, sejumlah masyarakat sipil di ASEAN akan menyelenggarakan forum side event pada tanggal 4-5 Juli 2023, di Grand Ambarukmo, Yogyakarta yang diselanggarakan oleh sejumlah organisasi di antaranya AMAN Indonesia, Migrant Care, The Working Group on Women and PCVE, Asia Pacific Partnership for Atrocity Prevention (APPAP), Southeast Asia Women Peacebuilders, Joint Initiative for Strategic Religious Action (JISRA), Asia Democracy Network (ADN), dan Southeast Asia Network of Freedom Expression (SAFENet) dengan dukungan Kedutaan Australia melalui Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ 2).

Briefing Media merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk menuju forum side event nanti dengan dihadiri oleh Direktur Eksekutif Migrant Care, Wahyu Susilo, Sekretaris Jenderal Asia Democracy Network, Ichal Supriyadi, perwakilan SAFENet, Wida Arioka, dan perwakilan dari JISRA, Hening Parlan.

Editor : Budiman


54

Tantangan Perempuan dalam Berpolitik – UMJ

Kehadiran perempuan dalam politik dan misi kebangsaan sangat penting di tengah munculnya arus politik yang hendak merusak persatuan dalam berbangsa dan bernegara. Hal itu diungkapkan Prof. Siti Zuhro M.A., saat membahas tantangan perempuan dalam berpolitik dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah (PW) Aisyiyah DKI Jakarta, Rabu (14/06/23).

Baca juga : Komunitas ‘Aisyiyah UMJ Laksanakan Ta’awun Sosial

Diskusi Ideopolitor dengan tema “Kepemimpinan Perempuan Mencerahkan Peradaban Bangsa” tersebut dilaksanakan di Aula Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) UMJ dengan menghadirkan diisi narasumber Prof. Siti Zuhro M.A., Dosen Magister Ilmu Politik UMJ dan UI Prof. Chusnul Ma’riyah, Ph.D., dan Dosen Magister Ilmu Politik UMJ Dr. Endang Sulastri, M. Si.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Milad ‘Aisyiyah ke-106 dan dihadiri oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah Kantor Jakarta Prof. Dr. Hj. Masyitoh Chusnan, M.Ag., Ketua PWA DKI Jakarta Dra. Elo Al Bugis, M. Ag., Ketua PW Muhammadiyah DKI Jakarta Dr. Akhmad H Abubakar, M.M.

Dalam sambutannya dan juga sekaligus membuka acara ini, Ketua Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah Kantor Jakarta Prof. Dr. Hj. Masyitoh Chusnan, M.Ag. menyampaikan, “diskusi dan dialog ideopolitor ini merupakan momen yang strategis karena di tahun 2024 negara kita akan mengadakan pesta demokrasi pemilu. Tentunya dengan adanya diskusi ideopolitor ini menjadi momen untuk membicarakan isu-isu yang ada, khusnya peran perempuan kader Muhammadiyah pada pemilu 2024,” ungkap Ketua PP ‘Aisyiyah Prof. Dr. Hj. Masyitoh Chusnan, M.Ag.

“Milad ‘Aisyiyah yang ke-106 ini mengambil tema Kepemimpinan Perempuan Mencerahkan Peradaban Bangsa, di saat kita sedang bersiap menghadapi pesta demokrasi, Pemilu 2024. Kita harapkan kader ‘Aisyiyah yang mengikuti kontestasi politik nanti bisa memenuhi keterwakilan kaum perempuan untuk duduk di legislatif atau di eksekutif nanti’,” ungkap Ketua PWA DKI Jakarta, Dra. Elo Al Bugis, M. Ag.

Sementara itu, Ketua PW Muhammadiyah DKI Jakarta, Dr. Akhmad H Abubakar, M.M., dalam sambutannya mengajak kaum perempuan untuk senantiasa mentransformasikan kepemimpinannya dan juga aktif memberikan inspirasi, ide dan gagasan.

Diskusi Ideopolitor ini membahas bagaimana perempuan, terutama kader Muhammadiyah ‘Aisyiyah, dapat berkontribusi dalam bidang politik dengan menjadi anggota legislatif maupun eksekutif agar dapat melalukan perubahan.

Menurut salah seorang narasumber, Prof. Chusnul Ma’riyah, Ph.D., ada tiga isu terhadap perempuan. “Pertama, isu tentang kebijakan negara yang spesifik gender. Segala hal yang berhubungan dengan hak reproduksi perempuan, seperti melahirkan, menyusui, hamil dan lain-lain. Kedua, segala hal yang berhubungan dengan relasi laki-laki dan perempuan, seperti perkawinan, perceraian, dan mobilitas perempuan. Ketiga, semua hal yang berhubungan dengan perempuan yang dianggap netral padahal perannya memiliki dampak yang berbeda, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan,” papar Prof. Chusnul panjang lebar.

“Kehadiran perempuan dalam politik dan misi kebangsaan sangat penting di tengah munculnya arus politik yang hendak merusak persatuan dalam berbangsa dan bernegara. Jadi kita tidak hanya ingin berpolitik praktis, tetapi juga mengangkat isu-isu keummatan dan kebangsaan yang membuat kita semua konsen,” papar narasumber berikutnya, Prof. Siti Zuhro M.A.

Sedangkan dalam pemaparannya, narasumber Dr. Endang Sulastri, M. Si. menyampaikan tentang peran Lembaga Hikmah dan Kajian Publik (LHKP) Muhammdiyah dalam mendorong dan mendukung perempuan kader Muhammadiyah yang mencalonkan diri jadi anggota legislatif atau eksekutif.

“Salah satu peran LHKP dalam menghadapi pemilu 2024 adalah mendorong kader-kader Muhammadiyah bisa masuk di lembaga-lembaga negara, termasuk di lembaga-lembaga penyelenggara pemilu. Muktamar Muhammadiyah di Solo tahun 2022 mengamanatkan perlunya diaspora kader Muhammadiyah di berbagai lembaga negara. Hal ini menjadi tugas penting bagi LHKP untuk bisa mewujudkannya,” papar Endang.

Setalah pemaparan dari ketiga narasumber tersebut, dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata untuk narasumber dan penampilan grup paduan suara Igaba PWA DKI Jakarta. 

Editor : Tria Patrianti


11

Jadi Perempuan Pertama di Jambi Kota Seberang Raih Gelar Guru Besar. Prof Muazza: “Doa, Semangat tinggi, dan Persahabatan Kunci Sukses”

MENDALO,- Dr. Dra. Muazza, M.Si Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (UNJA) meraih jabatan tertinggi fungsional dosen sebagai Guru Besar/Profesor dalam bidang ilmu Manajemen Sumberdaya Manusia.

Jabatan Profesor ini berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 24400/M/07/2023 tentang kenaikan jabatan akademik/fungsional dosen yang ditetapkan pada 26 April 2023 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim.

Dr. Muazza mengatakan jabatan guru besar ini merupakan anugerah yang besar tapi sekaligus jabatan ini merupakan Amanah yang berat baginya karena jabatan ini mempunyai tanggung jawab besar yang harus diemban, terutama dalam menjalankan tuntutan tri dharma perguruan tinggi.

“Tidak terpikirkan oleh saya mendapatkan gelar guru besar ini menjadi kenyataan, karena diwaktu kecil sekitar kelas 5 SD saya sering menuliskan nama saya dengan gelar Prof, tanpa tau makna gelar tersebut. Seiring dengan berjalan waktu saya mengetahui jabatan tersebut dan saya merasa tidak mungkin meraihnya, akan tetapi saya terus berdoa semoga Allah berikan jalan yang terbaik bagi saya,” ujar Prof. Muazza.

Prof, Muazza juga mengatakan untuk mendapatkan gelar guru besar merupakan perjuangan yang panjang dan penuh rintangan yang berat namun dengan doa dan semangat yang tinggi, serta menjalin persahabatan yang baik merupakan kunci untuk mencapai keberhasilan.

“Tidak ada kata tidak kalau Allah berkehendak atas apa yang dia kehendaki, pencapaian gelar guru besar ini tentunya banyak pihak yang telah membantu dengan dukungan dan doa dari keluarga, suami saya Drs. H.M. Yakub, anak-anak saya Dr. Susan Tara wifa, M.Kes, Ammar Hazrob, SIP, Gufran Abshor serta keluarga besar, para guru besar, dosen, Rektor beserta jajarannya, Dekanat, Kaprodi dan Kajur Ilmu Pengetahuan Sosial, para dosen dan kolega, para sahabat dan para mahasiswa serta para tenaga kependidikan, gelar guru besar ini dapat berhasil diraih,” tuturnya.

Ia juga juga berharap dengan menyandang gelar ini dapat memberikan kontribusi ilmu bagi sivitas akademika dan masyarakat, khususnya masyarakat Kota Seberang, terima kasih yang terhingga ia ucapkan kepada semua yang telah membantu memberikan petunjuk untuk membuka jalan, serta dukungan moril maupun spiritual, dengan menyandang gelar guru besar ini, ia selalu berdoa agar dapat diberikan jalan utuk dapat memberikan kontribusi keilmuan yang lebih baik kepada civitas akademika dan masyarakat, sekaligus semoga dapat menjadi motivasi bagi dosen, mahasiswa, dan khususnya para perempuan di Jambi Kota Seberang.

“Alhamdulilah saya merupakan perempuan pertama yang mendapat gelar professor di tempat kelahiran saya tepatnya di kelurahan Tahtul Yaman kecamatan Pelayangan Jambi Kota Seberang dan tidak kalah pentingnya dengan gelar ini semoga akan lahir professor-profesor baru, dan tantangan kedepan tetap ada namun hadapi dengan doa, semangat yang kuat dan jalin persahabatan,” pungkasnya.

Silvia Yuliansari Asril/HUMAS


Post Views: 1,713