Tag: BESAR

Kepala LLDIKTI Wilayah 10, Afdalisma Serahkan SK Guru Besar Prof. Dr. Elfiondri, S.S., M.Hum

Prof. Dr. Elfiondri, S.S., M.Hum, Guru Besar ke-11 Universitas Bung Hatta dan yang ke-2 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta, secara resmi menerima Surat Keputusan (SK) Guru Besar dari KemenristekDikti melalui LLDIKTI Wilayah 10.

Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen (Guru Besar) Nomor: NOMOR 63710/M/07/2023, tanggal 7 November 2023, yang ditanda tangani oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim, diserahkan langsung oleh Kepala LLDIKTI Wilayah 10, Afda Lisma, SH.,M.Pd di ruang Sidang Kepala LLDIKTI 10, Rabu, 29/11/2023. Bersamaan dengan itu Kepala LLDIKTI 10 juga menyerahkan SK Guru Besar bagi Dr.Yuhandri,S.Kom.,M.Kom, Dr.Hj.Arna Suryani,SE.,M.Ak, dan Dr.Maidiawati,ST.M.Eng.

Dalam sambutanya, Afdalisma menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Bapak dan Ibu guru besar yang telah berhasil meraih prestasi membanggakan, jenjang jabatan akademik tertinggi dosen, yaitu profesor. Disebutkan juga, bahwa gelar guru besar merupakan kebahagiaan bagi seluruh sivitas akademika di Universitas masing-masing dan juga kebanggaan tersendiri bagi LLDIKTI Wilayah 10 yang membawahi perguruan tinggi diwilayah x.

Disampaikan juga, bahwa LLDIKTI Wilayah 10 senantiasa terus mendorong dan mendukung semua perguruan tinggi swasta untuk meningkatkan mutu dan menghasilkan guru besar.

Prof. Dr. Elffiondri,M.Hum, Dosen Fakultas Ilmu Budaya, kelahiran Bukittinggi ini merupakan Guru Besar ke-11 di Universitas Bung Hatta dan Guru Besar ke-2 Di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta.

Ke-11 Guru Besar tersebut yakni, Prof. Dr. Ir. Hafrijal Syandri, M.S., Prof. Dr. Ir. Nasfryzal Carlo, M. Sc., Prof. Dr. Ir. Amri, M.S., Prof. Dr. Hendra Suherman, M.T., Prof. Dr. Eng. Reni Desmiarti, M.T., Prof. Dr. Diana Kartika, M. Hum., Prof. Dr. Antoni, S.E., M.E.,(alm), Prof. Erman Har, M. Si., Prof. Dr. Junaidi, M. Si. dan Prof. Dr. Yusra M. Si., dan Prof. Dr. Elffiondri,M.Hum (*Indrawadi)

REKTOR UHN I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR KUKUHKAN TIGA ORANG GURU BESAR PADA PENGHUJUNG TAHUN 2023

Bangli, UHN Sugriwa – Rektor Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si pada penghujung tahun 2023 kembali mengalungkan Gordon pada tiga orang Dosen Fakultas Dharma Acarya pada acara Pengukuhan Guru Besar Tetap di Kampus Bangli, Jumat (17/11/2023).

Seluruh civitas akademika sangat berbangga hati kembali mendapatkan kebahagiaan dengan diperolehnya gelar kehormatan tertinggi dalam bidang akademik yang dianugerahkan kepada Prof. Dr. Drs. I Wayan Sugita.,M.Si, Prof. Dr. Ni. Putu Winanti, S.Ag.,M.Pd, dan Prof. Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag.,M.Pd.H.

Ketiga guru besar anyar ini merupakan dosen pada Fakultas Dharma Acarya atau dikenal dengan Fakultas ‘Pendidikan’. Prof. Dr. Drs. I Wayan Sugita.,M.Si memperoleh gelar kehormatan dalam bidang Ilmu Kajian Budaya Hindu sedangkan Prof. Dr. Ni. Putu Winanti, S.Ag.,M.Pd tergabung dalam Bidang Imu Pendidikan Agama Hindu dan Prof. Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag.,M.Pd.H merupakan Guru Besar dalam bidang Ilmu Pendidikan Agama Hindu. “Sampai saat ini UHN I Gusti Bagus Sugriwa telah memiliki 19 orang Guru Besar dan akan segera bertambah lagi pada tahun depan” ujar Prof. I Gusti Ngurah Sudiana dalam sambutannya.

Hal ini tentu menjadi capaian yang sangat baik dalam dunia pendidikan yang sangat membutuhkan pemikiran-pemikiran yang inovatif dan berdedikasi dalam upaya mengembangkan lembaga pendidikan keagamaan, khususnya Perguruan Tinggi Hindu Negeri agar semakin bermutu dan berdaya saing, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Senada dengan yang disampaikan oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M Si. Dikatakan, sebagai seorang guru besar yang terlahir dari puncak prestasi akademik tertinggi harus bisa memberikan vibrasi pada kultur akademik perguruan tinggi, khususnya Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa agar mampu mewujudkan lembaga pendidikan keagamaan yang berdaya saing baik ditingkat nasional maupun internasional.

Prof. Dr. Drs. I Wayan Sugita.,M.Si menyampaikan orasi ilmiah tentang Edukasi Budaya dan Agama Hindu melalui seni pertunjukan Drama Gong. Prof. Dr. Ni. Putu Winanti, S.Ag.,M.Pd dalam orasi ilmiah tentang Eksistensi Pelinggih Ratu Niang Sakti sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan Alam mendukung Sad Kertih Loka Bali. Sementara itu, Prof. Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag.,M.Pd.H menyampaikan orasi ilmiah dengan judul Internalisasi Nilai Pendidikan Agama Hindu dalam Membangun Generasi Muda Hindu yang Berkualitas. (may/sas)

Rektor UMJ Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Politik


52

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., dikukuhkan sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Politik, Kamis (09/11/2023). Prosesi pengukuhan dilakukan di Aula KH. A Azhar Basyir Gedung Cendekia dengan khidmat ditandai dengan penyematan lencana Guru Besar oleh Ketua Senat UMJ Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, M.Ag.

Baca juga : Rektor UMJ Terima SK Guru Besar

Sebelum disematkan lencana, Ma’mun menyampaikan orasi ilmiah bertajuk Dialektika Islam dan Pancasila: Dari Ideologi Menuju Aktualisasi. Ma’mun ditetapkan sebagai Guru Besar berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor: 37257/M/07/23. Ma’mun merupakan guru besar ke- 20 yang dimiliki UMJ dengan angka kredit sebesar 851,50.

Wakil Rektor I UMJ Dr. Muhammad Hadi, M.Kep., mengatakan bahwa dikukuhkannya Prof. Ma’mun menjadi kebanggaan bagi UMJ karena Ma’mun merupakan dosen produktif yang pemikirannya banyak dirujuk melalui buku, jurnal dan tulisan di media massa. Oleh karenanya ini juga turut menjadi inspirasi bagi dosen di UMJ.

Pernyataan tersebut diakui oleh Ketua Badan Pembina Harian UMJ Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. Dalam sambutannya Mu’ti menyebut bahwa Ma’mun merupakan dosen yang sangat produktif dan gagasan yang disampaikan pada orasi ilmiah dinilai luar biasa dan mengandung kritik tajam

“Dengan pengukuhan ini kami yakin bahwa perkembangan kampus UMJ akan semakin dirasakan manfaatnya secara langsung oleh seluruh masyarakat,” ungkapnya.

Menurutnya, pengukuhan ini menunjukkan bahwa dua sayap besar Islam di Indonesia telah melahirkan intelektual yang dapat melintas dua ormas yaitu Ma’mun, kader Muhammadiyah yang berlatar belakang keluarga Nahdlatul Ulama.

“Kita dalam berbagai hal memang harus memperkuat kekuatan-kekuatan yang didukung oleh sayap Islam yang moderat. Ini menjadi bagian penting dari peningkatan kualitas UMJ untuk mencerdaskan umat dan kehidupan bangsa,” pungkas Mu’ti.

Hal senada disampaikan oleh Kepala LLDIKTI Wilayah III Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc. Menurutnya pengukuhan Prof. Ma’mun merupakan prestasi dan kebanggaan bagi LLDIKTI Wilayah 3. “Prof. Ma’mun telah membuktikan kemampuan, keahlian dan kontribusi luar biasa dalam bidang ilmu politik,” ungkapnya.

Toni bertutur bahwa Ma’mun adalah akademisi yang layak dijadikan teladan bagi anak bangsa karena dapat memadukan dunia akademis, aktivis, dan pesantren. Terlebih saat ini telah menyandang gelar Guru Besar yang memiliki peran penting sebagai bagian dari penentu arah kehidupan bangsa.

“Dunia politik Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan dan persoalan kompleks seperti korupsi dan lain-lain. Oleh karenanya dibutuhkan peran Guru Besar untuk turut serta dalam mengupayakan politik berkeadaban agar menghasilkan pemimpin berkualitas dan jujur,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Toni mengharapkan agar gelar Guru Besar dapat mendorong semangat Ma’mun untuk berperan dalam mengupayakan perubahan pelembagaan demokrasi di Indonesia ke arah yang lebih baik.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir yang hadir di acara pengukuhan, menyatakan bahwa orasi ilmiah Prof. Ma’mun menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah negara Pancasila. Menurutnya, Guru Besar ke-283 di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah merupakan sosok pencari ilmu yang luar biasa.

“Terima kasih telah menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah negara Pancasila. Kita ingin mengakhiri perdebatan politik lampau. Tidak cukup dengan konsensus bahwa Indonesia adalah negara Pancasila, tapi kita harus membangun Indonesia ini menjadi negara daarul ahdi wassyahadah yaitu Indonesia berkemajuan,” pungkas Haedar.

Pengukuhan Guru Besar disaksikan oleh Wakil Ketua MPR RI Nur Hidayat Wahid, Jazilul Fawaid, Arsul Sani, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar Anggota DPR Hasto Kristiyanto, Wali Kota Tangerang Selatan Drs. Benyamin Davnie, dan sederet tokoh penting lainnya serta sivitas akademika UMJ.

Ulama besar Ustaz Adi Hidayat, menutup pengukuhan dengan doa bagi Prof Ma’mun agar memiliki pengetahuan untuk kebaikan dan kemanfaatan kehidupan bangsa dan negara. Peraih Doktor Honoris Causa dari UMJ ini turut mendoakan UMJ agar menjadi kampus yang dapat menghasilkan generasi terbaik yang dapat memakmurkan bangsa.

Tim Reporter : Dinar Meidiana, Fazri Maulana Akbar, Nadiva Rahma, Qithfirul Fahmi
Editor : Dian Fauzalia

6 Guru Besar Baru UNJA Sampaikan Orasi Ilmiah di Acara Pengukuhan

Mendalo- Universitas Jambi (UNJA) kembali mengukuhkan 6 guru besar yang secara resmi mendapatkan SK Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen. Pengukuhan dilaksanakan di Balairung Pinang Masak UNJA Mendalo, pada senin (30/10/2023).

Pegukuhan ini merupakan periode ke -3 dari 3 periode pengukuhan Guru Besar baru UNJA. Periode pertama telah di lakukan pada 25 oktober 2023. Periode kedua telah dilakukan pada 26 Oktober 2023.

Kegiatan ini dihadiri Ketua Senat UNJA, Prof. Dr. Syamsurijal Tan, S.E., M.A. Rektor UNJA, Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D, Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Drs. Kamid, M.Si. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Ir. Teja Kaswari, M.Sc. Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi, Prof. Dr. rer.nat. Rayandra Asyhar, M.Si. beserta sejumlah anggota senat serta undangan lainnya.

6 Guru Besar baru tersebut berasal dari 4 Fakultas, dengan rincian 2 Guru Besar dari Fakultas Pertanian (Faperta), 2 Guru Besar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), 1 Guru Besar dari Fakultas Peternakan (Fapet) dan 1 Guru Besar dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Berikut nama-nama Guru Besar yang dikukuhkan pada periode ketiga:

– Prof. Dr. Ir. Aswandi, M.Si. (Fakultas Pertanian)
– Prof.Dr. Ir. Edison, M.Sc. (Fakultas Pertanian)
– Prof. Dr. Afrizal, S.E.,M.Si.,Ak.,C.A. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
– Prof. Dr. Yulmardi, S.E., M.S. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
– Prof. Dr. Ir. Afzalani, M.P. (Fakultas Peternakan)
– Prof. Dr. Supian, S.Ag, M.Ag. (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)

Pada kegiatan ini Rektor UNJA mengukuhkan secara resmi 6 guru besar UNJA dengan simbolis pemasangan atribut guru besar. Setelah pemasangan atribut selesai dilaksanakan, 6 guru besar tersebut secara bergantian menyampaikan orasi ilmiah di hadapan seluruh pimpinan UNJA dan tamu undangan yang hadir.

Ketua Senat UNJA, Prof. Dr. Syamsurijal Tan, S.E., M.A. Menyempaikan tanggapan dan harapanya terkait 19 Guru Besar yang telah dikukuhkan.

“Guru besar itu merupakan karier tertinggi dari pada seorang dosen kalo jabatan lain itu adalah bonus tapi kalau guru besar atau Profesor itu karier yang harus ditembuh seorang dosen dari awal sampai karir tertinggi, dalam universitas jambi ini juga merupakan salah satu indikator kemajuan dari UNJA kita tahu bahwa tahun 2023 terjadi suatu peningkatan guru besar yang sangat signifikan dalam tiga hari ini kita mengukuhkan 19 Profesor ini artinya UNJA makin maju UNJA menuju Smart University makin lama makin terwujud, mudah-mudahan guru besar yang sudah dilantik ikut dapat berkontribusi memajukan UNJA,” ujar beliau.

Rektor UNJA, Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D yang diwakili Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Drs. Kamid, M.Si., menyampaikan ucapan selamat dan harapannya atas Guru Besar yang telah dikukuhkan pada periode ketiga ini.

“Pada hari ini genap 19 guru besar telah di kukuhkan di universitas jambi untuk itu ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi UNJA dengan bertambahnya guru besar ini semakin memperkuat instintusi dalam mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi, untuk itu UNJA berharap kepada guru besar yang telah di kukuhkan dapat memberikan kontribusinya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengabdiannya pada lingkungan sekitar terutama bermanfaat pada masyarakat Jambi. Selamat atas capaian ini dan semoga dengan adanya guru besar ini tentunya dapat menambah kuantitas dan kualitas pelaksanaan Tri Dharma Perguruan tinggi,” ungkap Prof. Kamid.

Prof. Dr. Supian, S.Ag, M.Ag. Selaku salah satu dari 19 Guru Besar yang telah dikukuhkan menyampaikan perasaan dan harapanya kedepan terhadap Universitas Jambi.

“Alhamdullilah saya besama kolega-kolega yang lain selama tiga periode kita melakukan pengukuhan dan ini hari terakhir, tentu kami merasa bersyukur dan bangga atas pencapaian dalam memproleh jabatan akademik tertinggi guru besar saat ini dan ini tentu bukan hanya sebagai anugerah tetapi kami juga menyadarinya sebagai sebuah tantangan dan amanah yang diletakkan dipundak kami agar bagaimana kami kedepan kami bisa berkontribusi bisa banyak memberikan kemajuan-kemajuan bagi UNJA kedepan khususnya sesuai dengan bidang keilmuan kami masing-masing dan tentu saja bagaimana kita dalam membawa UNJA ini bersama-sama seluruh keluarga Besar UNJA untuk semakin maju, semakin Smart di masa yang akan datang,”pungkasnya.

Silvia Yuliansari Asril / Fara / HUMAS
Foto: Dara / Marta


Post Views: 218

Prof. Dr. Ir. H. Afzalani, M.P.: Guru Besar Baru UNJA yang Mengubah Kehidupan Petani di Tangkit

MENDALO,- Dr. Ir. H. Afzalani, M.P. menjadi salah satu Guru Besar (Profesor) Universitas Jambi (UNJA) dosen Fakultas Peternakan (FAPET) dengan angka kredit sebesar 871,67. Hal itu didasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia NOMOR 52718/M/07/2023 tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen terhitug tanggal 1 Agustus 2023. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 September 2023 oleh Mendikbudristek Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim.

Lahir di Jambi pada 16 Mei 1964, beliau merupakan anak ke-2 dari 7 bersaudara. Memiliki seorang istri yang bernama Yetna Sawitri, S.E., dan memiliki dua orang anak. Anak pertama sudah menyelesaikan S2-nya di Universitas Indonesa dan anak kedua sedang menyelesaikan studinya di Universitas Diponegoro.

Semua saudaranya sudah menempuh jenjang S1, dengan latar belakang keluarga yang biasa-biasa saja yaitu profesi orang tua sebagai pedagang kecil, tetapi karena kegigihan, ketekunan, serta semangat perjuangan, akhirnya mampu mewujudakan keinginan dan harapan orang tua.

Dr. Ir. H. Afzalani, M.P., menempuh jenjang pendidikan SD, SMP, dan SPP-SPMA di Jambi. Melanjutkan jenjang pendidikan S1 di FAPET UNJA dan lulus pada tahun 1988. Kemudian beliau melanjutkan Studi S2 di Universitas Andalas yang lulus pada tahun 1996.

Memulai jenjang karir sebagai dosen di UNJA, pada tahun 2000-2004 beliau terpilih menjadi Kaprodi Diploma 3 FAPET UNJA. Kemudian pada Tahun 2004-2008 beliau menjabat sebagai Wakil Dekan Akademik FAPET UNJA, dan pada Tahun 2008-2012 beliau mengemban amanah sebagai Dekan FAPET UNJA.

Dr. Afzalani menceritakan setelah menjabat sebagai Dekan beliau melanjutkan Studi S3 di Universitas Andalas di bidang Ilmu Pertenakan dan lulus pada tahun 2016. Pada Tahun 2017-2021 beliau mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai Kepala Laboratorium Analisis FAPET UNJA.

Dr. Afzalani menjelaskan di samping penelitian dan karya yang telah ia ciptakan, salah satu yang paling berkesan baginya adalah penelitiannya yang berhasil diaplikasikan serta digunakan oleh masyarakat dan bisa membantu kesejahteraan masyarakat.

“Saya yang paling berkesan itu adalah di samping penelitian karna itu juga diterapkan di masyarakat. Saya bisa membina masyarakat di daerah Tangkit yaitu petani kecil yang saya bina, itu ternak sapi hingga sampai sekarang sukses. Yang saya gambarkan sukses di sini itu perbandingan sebelum dan setelah kehidupan para petani yang menjadi lebih baik itulah yang paling berkesan, barangkali itu salah satu wujud Tri Dharma penelitian kita, bagaimana kita berkolaborasi dan terlibat dalam kesejahteraan masyarakat,” jelas beliau.

Dr. Afzalani memberikan motivasi untuk mahasiswa agar memanfaatkan teknologi dan kesempatan yang terbuka luas untuk meraih cita-cita.

“Mahasiswa melalui fasilitas teknologi, seharusnya tidak ada alasan bagi mahasiswa sekarang untuk tidak bisa, tetapi yang paling penting adalah mau dan punya keinginan serta motivasi ingin maju. Manfaatkan kesempatan yang terbuka luas, tantangan kedepan kompetisi semakin ketat, kita harus mampu melengkapi kompetensi kita. Kerja keras, semangat, dan prioritas insaallah bisa mencapai apa yang menjadi cita-cita kalian,” pungkas beliau.

Dimas Anugrah Adiyadmo / Kaka / HUMAS


Post Views: 123


Guru Besar UMJ Sampaikan Orasi Ilmiah di STIA & P ADS Palembang

Guru Besar Bidang Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Prof. Dr. Evi Satispi, M.Si., diundang untuk menyampaikan orasi ilmiah dalam acara wisuda ke-15  Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Ilmu Pemerintahan (STIA & P) Annisa Dwi Salfaritzi (ADS) di Hotel Swarnadwipa, Palembang, Kamis, (14/10/23).

Baca juga : Dua Dekan UMJ Dikukuhkan Sebagai Guru Besar

Di depan ratusan wisudawan tersebut Prof. Evi Satispi, yang juga Dekan FISIP UMJ, berbicara tentang “Peran Policy Maker dalam Formulasi Kebijakan di Era transformasi Digitalisasi”. Beliau mengungkapkan bahwa saat ini semua aktivitas, mulai dari e-government, e-KTP, e-paspor, transportasi online, transaksi keuangan hingga e-commerce, bertransformasi menjadi serba digital mengikuti perkembangan zaman.

Prof. Evi mengungkapkan bahwa era digitalisasi ini dapat membantu kita berinovasi dalam pembuatan formulasi kebijakan dengan melakukan metode analisis data.

“Para wisudawan harus sudah terbiasa dengan apapun yang berbasis data. Misalnya dalam penggunaan media sosial, kita bisa melihat dan menganalisis isinya untuk melakukan pemetaaan isu-isu kebijakan atau masalah publik. Melalui model seperti itu kita akan memperoleh satu regulasi yang bisa memberikan inovasi kepada masyarakat,” ungkap Evi.

Lebih lanjut Evi memaparkan Pemerintah bisa memanfaatkan era digitalisasi ini untuk memetakan permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat, lalu melakukan pembuatan formulasi kebijakan yang tepat. Hal itu juga bisa mendorong adanya integrasi kebijakan. “Perlu adanya integrasi dalam pembuatan formulasi kebijakan antara satu instansi dengan yang lainnya. Menggunakan satu data yang sama, sehingga tidak berbeda satu sama lainnya dan Pemerintah dapat melakukan intervensi secara menyeluruh,” jelas Evi.

Tidak hanya itu, Evi menjelaskan bahwa saat ini kebijakan tidak lagi bisa bersifat parsial. Digitalisasi membantu Pemerintah bisa mengetahui keseluruhan masalah masyarakat dengan satu data.

“Sebelumnya, kebijakan bersifat parsial bergantung kepada masalah masing-masing wilayah. Saat ini tidak bisa, formulasi kebijakan harus memikirkan dampak kepada wilayah lainnya,” tambah Evi.

Saat menutup orasi ilmiahnya, Prof. Evi  berpesan pada wisudawan, yang sebagian berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk terus bertransformasi agar dapat merumuskan atau mengambil kebijakan publik sesuai dengan kebutuhan di era saat ini. “Semua perlu melek digital, nantinya sebelum menganalisis suatu kebijakan harus melihat semua masalah berbasis data,“ tutup Evi.   

Editor : Tria Patrianti


10

Dr. Aswandi Raih Guru Besar; “Konsisten Terhadap yang Kita Lakukan, Akan Ada Akumulasi yang Kita Peroleh”

JAMBI,- Dr. Ir. Aswandi, M.Si., dosen Fakultas Pertanian (FAPERTA) Universitas Jambi (UNJA) ditetapkan sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu Pengelolaan DAS dan Hidrologi, dengan angka kredit sebesar 881.  Hal itu didasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia NOMOR 52725/M/07/2023 tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen terhitung tanggal 1 Agustus 2023. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 September 2023 oleh Mendikbudristek RI, Nadiem Anwar Makarim.

Lahir di Lintau, Sumatera Barat, tanggal 27 Desember 1962, Dr. Aswandi menempuh pendidikan dasar di tanah kelahirannya tersebut. Pada tahun 1983-1988, ia menempuh pendidikan S1 di Universitas Andalas Fakultas Pertanian Jurusan Tanah. Kemudian melanjutkan S2 di Institut Pertanian Bogor dengan program studi Pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) dan lulus pada tahun 1996.

Karena alasan memprioritaskan keluarga, ia lebih fokus dulu untuk penelitian dan menjalin kerja sama dengan instansi daerah dan pusat serta swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri. Lalu baru ia memutuskan melanjutkan S3 di Universitas Sriwijaya dengan bidang Ilmu Lingkungan (Pengelolaan Air Lahan Basah) dan lulus pada tahun 2015.

Dr. Ir. Aswandi merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara. Ayahnya berprofesi sebagai petani sekaligus guru ngaji dan ibunya seorang penjual kopi. Sejak di bangku kuliah, dirinya aktif mengikuti berbagai kegiatan yang berguna untuk mengasah softskill, dan terlibat di kepengurusan HMI dan lembaga sosial masyarakat atau NGO (Non Governmental Organization). Kegiatan ini katanya sangat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan manajemen waktu.

Setelah menjadi aktivis lingkungan selama 1.5 tahun dan akhirnya ia diterima menjadi staf pengajar (PNS) di Prodi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi (UNJA).  Pada tanggal 9 September 1990, menikah dengan seorang perempuan bernama Dra. Erni di Bukittinggi dan dikaruniai 3 orang putra; anak pertama, Dr. Muhammad Rais Abdillah, S.Si., M.Sc. (dosen ITB); anak kedua, Muhammad Rafi Aslam, S. Akuntansi (baru selesai kuliah); dan yang ketiga, Muhammad Raji Albirri sedang berkuliah di Bandung.

Di samping mengajar dan penelitian, ia juga aktif di jasa konsultan lingkungan. Semua pekerjaan mengajar, meneliti dan kegiatan konsultan yang ia geluti sinergis dengan disiplin ilmu pengelolaan DAS dan hidrologi. Ketika melanjutkan studi Magister di IPB, di sana dirinya banyak menimba ilmu dan pengalaman terutama persoalan sungai dan banjir di Puslibang Air-Dago Bandung. Salah satu penelitian kerja sama (thesis), saat itu adalah pemodelan banjir dan sedimentasi DAS Cikapundung, untuk mitigasi sedimentasi di Waduk Saguling, Cirata, dan Jati Luhur.

Ketika bencana kebakaran lahan gambut tahun 2015 di Indonesia, menuntut keterlibatan banyak para ahli, ia mengatakan “saat ini saya harus terlibat membantu BRG (Badan Restorasi Gambut) KLHK, mencarikan solusi khusus untuk proses pembasahan (rewetting) dan akhirnya dia terlibat aktif riset aksi dan seminar selama 4 tahun”.

Selanjutnya, berkat pekerjaan riset yg panjang dengan beberapa konsultan asing (WI, WUR, NUS, NTU dan Simizu Co) dan BRG dan terakhir juga riset disertasi yang dikerjakannya, sehingga artikelnya terpilih menjadi best paper awards di Jepang dengan judul ‘A Simulation Model for Coupled Groundwater and Open-Channel Flow: Case Study On Reclaimed Tidal Peatswamp in Berbak Delta, Jambi, Indonesia’ yang difasilitasi oleh Dikti Kemendikbud RI untuk presentasi di MIE University-Jepang.

Ia mengaku salah satu kunci untuk mencapai guru besar ini adalah konsistensi.

“Kita harus konsisten terhadap apa yang kita lakukan dan terecord. Artinya lakukan saja terus menerus, ujungnya akan ada akumulasi dan akumulasi itulah yang saya peroleh hari ini,” ucapnya.

Dr. Aswandi berpesan khususnya kepada generasi muda untuk terus berusaha dan jangan lupa berdoa minta kepada Allah agar fokus dan sabar untuk merubah nasib diri dan keluarga.

“Kita harus punya mimpi masa depan yang tinggi, itu harus dicetakkan ke otak kita. Teruslah berjalan dan bekerja keraslah dan jangan lupa meminta kepada Allah supaya dimudahkan, karena kalau Allah sudah berkehendak pasti jadi, tidak ada yang tidak mungkin,” pesannya.

Dimas Anugrah Adiyadmo / Yulia / HUMAS
Foto: Fara


Post Views: 1,423


Kepala LLDikti Wilayah II Soroti Pentingnya Mutu Pendidikan PT, Usai Kukuhkan 4 Guru Besar UBL

Bandar Lampung – Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah II Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc menyoroti pentingnya keberadaan Guru Besar bagi peningkatan mutu pendidikan di Perguruan Tinggi. Hal ini disampaikan saat hadir dalam pengukuhan 4 Guru Besar baru di Universitas Bandar Lampung (UBL) masing masing Prof. Dr. I Ketut Seregig, S.H., M.H untuk bidang Ilmu Hukum Pidana, Prof. Dr. Erlina B., S.H., M.H dan Prof. Dr. Tami Rusli, S.H., M.Hum untuk bidang Ilmu Hukum Bisnis serta Prof. Dr. Zainab Ompu J., S.H., M.H untuk bidang ilmu Sosilogi Hukum yang berlangsung gedung Mahligai Agung UBL, Kamis (12/10).

“Keberadaan Guru Besar memang sangat penting bagi peningkatan mutu pendidikan di Perguruan Tinggi. Ketika sebuah prodi sudah memiliki Guru Besar, prodi tersebut juga secara otomatis memiliki pengayom keilmuannya. Selain itu Guru besar juga merupakan sumber rujukan bagi bidangnya masing-masing. Semakin banyak Guru Besarnya maka akan semakin banyak variasi sumber ilmu yang dimiliki serta semakin memudahkan dalam mencari sumber rujukan ketika ingin memecahkan suatu permasalahan,” katanya.

“Ada 4 Provinsi di bawah naungan LLDikti Wilayah II yang meliputi Sumatera Bagian Selatan, Lampung, Bengkulu dan Bangka Belitung dengan total dosen lebih dari 9 ribu orang. Dari jumlah tersebut baru 40 orang yang menjadi Guru Besar. Jika dibanding dengan Pulau Jawa, jumlah itu masih jauh. Sebagai contoh, di Bandung PTS-nya sudah memiliki sebanyak 300 Guru Besar. Jogjakarta sekitar 120 Guru Besar, dan Semarang sekitar 200 Guru Besar. Tapi untuk di luar Pulau Jawa, jumlah kita masih relatif standar,” tambahnya.

Untuk menambah jumlah Guru Besar di lingkungan LKDikti Wilayah II, pihaknya kini menerapkan program percepatan Guru Besar. Dimana harus ada minimal 10 Guru Besar baru yang dikukuhkan setiap tahunnya. “Ketika saya dilantik tahun 2022 lalu, kita punya program percepatan Guru Besar. Sehingga setiap tahun kita targetkan harus ada 10 Guru Besar yang dikukuhkan. Alhamdulillah, itu sudah terlewati. Tahun lalu kita punya 28 Guru Besar, tahun ini kita punya 40 Guru Besar,” tandasnya.


UNJA Akan Kukuhkan 19 Guru Besar Baru, Ini Jadwalnya

JAMBI,- Universitas Jambi (UNJA) akan mengukuhkan 19 Guru Besar baru, pengukuhan dilaksanakan pada tanggal 25, 26, dan 30 Oktober 2023 bertempat di Balairung Pinang Masak UNJA Mendalo.

Dalam Rapat Terbuka Senat Universitas Jambi (UNJA) akan mengukuhkan 19 guru besar yang berasal dari lima Fakultas yaitu 5 Guru Besar yang berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), 3 Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), 1 Guru Besar Fakultas Hukum (FH), 5 Guru Besar Fakultas Pertanian (FAPERTA), dan 5 Guru Besar Fakultas Peternakan (FAPET).

Pelaksanaan pengukuhan dibagi menjadi 3 periode, 19 Profesor yang akan dikukuhkan tersebut yakni pada:

Periode pertama, Rabu 25 Oktober 2023
1. Prof. Dr. Sri Rahayu, SE, MS, Ak, CA (Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
2. Prof. Dr.Drs. Suratno M.Pd (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
3. Prof. Drs. Syahrial. M.Ed., Ph.D (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
4. Prof. Dr. Ir. Budiyati Ichwan, M.S (Fakultas Pertanian)
5. Prof. Dr. Dra. Wilda Syahri, M.Pd (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
6. Prof. Dr. Ir. Agus Budiyansyah, M.S (Fakultas Peternakan)
7. Prof. Dr. Ir. Syafwan, M.Sc (Fakultas Peternakan)

Periode kedua, Kamis 26 Oktober 2023
1. Prof. Ir. Darlis. M.Sc., Ph.D (Fakultas Peternakan)
2. Prof. Dr. Drs. Ilham, M.Kes (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
3. Prof. Dr. Ir. Ira Wahyuni, M.P (Fakultas Pertanian)
4. Prof. Dr. Hafrida, SH.MH (Fakultas Hukum)
5. Prof. Dr. Ir. Elis Kartika, M.Si (Fakultas Pertanian)
6. Prof. Dr. Ir. Hardi Syafria, M.S (Fakultas Peternakan)

Periode ketiga, Senin 30 Oktober 2023
1. Prof. Dr. Ir. Aswandi, M.Si (Fakultas Pertanian)
2. Prof. Dr. Ir. Edison, M.Sc (Fakultas Pertanian)
3. Prof. Dr. Afrizal, SE., M.Si., A.K., CA (Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Prof. Dr. Yulmardi, S.E., M.S (Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
5. Prof. Dr. Ir. Afzalani, M.P (Fakultas Peternakan)
6. Prof. Dr. Supian, S.Ag., M.Ag (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan).

Silvia Yuliansari Asril / Welsa / HUMAS


Post Views: 793

Kukuhkan 4 Guru Besar Baru, Rektor UBL Targetkan Buka Program S3 Ilmu Hukum Tahun Depan

Bandar Lampung, – Universitas Bandar Lampung (UBL) mengukuhkan 4 Guru Besar Fakultas Hukum di gedung Mahligai Agung, Kamis (12/10). Keempat Guru Besar tersebut adalah Prof. Dr. I Ketut Seregig, S.H., M.H untuk bidang Ilmu Hukum Pidana, Prof. Dr. Erlina B., S.H., M.H
dan Prof. Dr. Tami Rusli, S.H., M.Hum untuk bidang Ilmu Hukum Bisnis serta Prof. Dr. Zainab Ompu J., S.H., M.H untuk bidang ilmu Sosilogi Hukum.

Ditemui usai pengukuhan, Rektor UBL, Prof Yusuf Barusman ungkapkan syukur dan harapannya. “Alhamdulillah, hari ini kita melakukan pengukuhan 4 Guru Besar baru Fakultas Hukum. Sebelumnya sudah ada 2 Guru Besar dan ada penambahan 4 orang, sehingga total ada 6 Guru Besar. Secara keseluruhan ada 9 Guru Besar di UBL saat ini dan akan terus bertambah di tahun depan. Hal ini membuktikan keseriusan UBL dalam meningkatkan kualitas akademik, terutama penguatan kualitas dosennya” kata Yusuf.

 

“Saya berharap pengukuhan Guru Besar baru ini dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat, institusi lainnya serta bangsa dan negara. Guru Besar yang dikukuhkan ini juga bervariasi bidang hukumnya, ada bidang hukum Pidana, Bisnis dan Sosiologi Hukum. Jadi variatif sekali sehingga diharapkan para Guru Besar ini dapat mempraktikan keilmuannya melalui riset-riset yang berkualitas yang dapat berdampak pada kemajuan hukum di Indonesia,” tambahnya.

Prof Yusuf juga mengungapkan bahwa keberadaan Guru Besar sangat penting bagi UBL. “Keberadaan Guru Besar sangat penting karena menyangkut dengan kematangan keilmuan. Sebab jika satu prodi memiliki 1 Guru Besar, maka prodi tersebut dapat dikatakan telah memiliki ahli dalam keilmuan prodi tersebut dan oleh sebab itu kita fokus pada pengembangan SDM dalam hal ini dosen, karena kualitas perguruan tinggi dominannya dipengaruhi pada kualitas SDM nya. UBL juga tidak sungkan membiayai dosen yang ingin melanjutkan pendidikan S3, sampai memberikan pendampingan khusus pada dosen yang ingin menaikan jenjang jabatan akademiknya, karena biasanya yang paling sulit adalah naik jabatan ke Lektor Kepala, terkait dengan karya ilmiah dan lain-lain,” imbuhnya.

Penambahan Guru Besar di UBL juga menjadi sinyal membahagiakan bagi proses pembukaan Program S3 Ilmu Hukum di UBL. Sebab syarat utamanya yakni minimal memiliki 1 Guru Besar.”Alhamdulillah, pembukaan Program S3 saat ini juga sedang disiapkan, apalagi sekarang keberadaan dosen sudah sangat kuat di UBL. Karena persyaratan S3 itu minimum ada satu profesor. Jadi kalau sekarang kita sudah punya 6 profesor di bidang Hukum ya tentu insyallah syarat itu sudah lebih dari cukup. Insyallah tahun depan sudah bisa kita mulai program S3 Ilmu Hukum,” pungkasnya.