MENDALO,- Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (UNJA) menyelenggarakan Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya (SNPBSB) 4. Diselenggarakan di Gedung Labor FKIP pada Kamis, 2 November 2023.

Kegitan ini dihadiri oleh Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra (PBS), Failasofah, S.S., M.Pd., Ph.D.; Kaprodi PBSI, Drs. R. Imam Suwardi Wibowo, M.Pd.; para dosen PBSI, guru pamong PLP dari beberapa sekolah, dan 120an mahasiswa PBSI.

Narasumber utama dalam Semnas tersebut merupakan dosen Universitas Muhammadiyah Palembang, Dr. Houtman, M.Pd.

Sesuai dengan laporan Ketua Pelaksana, Arum Gati Ningsih, M.Pd. mengatakan bahwa SNPBSB merupakan kegiatan rutin Prodi PBSI yang saat ini adalah yang ke-4 dan telah dilaksanakan di tahun-tahun sebelumnya.

Dengan mengusung tema ‘Merdeka Belajar dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra’, pada seminar ini yang bertujuan untuk menghasilkan berbagai pemikiran yang solutif dan inovatif dengan berbagai permasalahan yang menjadi tema.

Sekretaris Jurusan PBS, Failasofah, S.S., M.Pd., Ph.D., dalam sambutannya yang sekaligus membuka acara secara resmi, menyampaikan bahwa penguasaan Bahasa Indonesia yang baik menjadi hal yang utama untuk bisa menguasi bahasa lainnya.

Kaprodi PBSI, Drs. R. Imam Suwardi Wibowo, M.Pd., menyampaikan harapannya kepada mahasiswa dan guru pamong PLP terkait Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka.

“Diharapkan para mahasiswa bisa memahami Merdeka Belajar, dengan adanya pencerahan dari seminar hari ini mahasiswa paham tentang Kurikulum Merdeka. Hal yang penting dalam Kurikulum Merdeka terkait P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Tujuan akhir dari Kurikulum Merdeka ini adanya P5, karena ke sanalah tujuan dan regulasi pemerintah yang berkiatan dengan Kurikulum Merdeka.,” tutur beliau.

“Menjadi guru sekarang dengan berbagai pengetahuan, sikap, maupun psikomotoriknya harus paham tentang itu semua. Jadi harapan kami mahasiswa PBSI maupun guru pamongnya pasti lebih mengerti yang sesuai dengan sekolah masing-masing,” lanjut beliau.

Dr. Houtman, M.Pd. menjelaskan meskipun realisasi penerapan Merdeka Belajar berbeda di setiap lembaga, fasilitas dan konsep yang dibuat dapat disesuaikan dengan harapan pemerintah.

 

“Merdeka Belajar merupakan sebuah platform yang disiapkan oleh pemerintah untuk dilaksankan oleh lembaga institusi di bawahnya. Di lingkungan perguruan tinggi tentu Prodi bertanggung jawab serta mempunyai kebijakan menyiapkan kemampuan dalam persiapan perangkat untuk mendukung konsep Merdeka Belajar. Tajuk besarnya adalah menempatkan mahasiswa pada sosok pelajar yang diharapkan seperti kreatif dan mandiri. Kemudian konsep proyek yang diajar dan dilatih adalah bagaimana mahasiswa mampu sampai pada taraf yang diinginkan,” ujarnya.

“Setiap perguruan tinggi, sekolah punya kebijikan sendiri-sendiri sehingga realisasinya itu bisa berbeda, tetapi sebagai sebuah lembaga dan sebagai pemangku kebijakan harus mencoba untuk menfasilitasi konsep yang sudah dibuatkan, hingga sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah,” pungkas Dr. Houtman.

Acara dilanjutkan dengan foto bersama, setelah itu sesi seminar bersama narasumber Dr. Houtman, M.Pd. dan Dr. Drs. Andiopenta Purba, M.Hum, serta diskusi panel bersama pemakalah.

Dimas Anugrah Adiyadmo / Kaka / HUMAS
Foto: Rohanee


Post Views: 29